Kota Malang
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Mikro, Diskoperindag Kota Malang Jemput Bola Beri Pelatihan
Memontum Kota Malang – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang, menggelar pelatihan membuat kue kering, di salah satu hotel Kota Malang, Senin (06/01/2023) pagi. Hal itu dilakukan, guna untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ditengah resesi yang akan melanda.
Kepala Diskoperindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, mengatakan jika di tahun 2023 ini akan menggerakkan dari sisi ekonomi mikro. Maka, upaya jemput bola untuk mendidik, membimbing, dan mendampingi masyarakat terus dilakukan. Mulai dari yang belum punya usaha, hingga punya usaha.
“Kita berikan pembinaan, pelatihan, kemudian tindak lanjutnya kita berikan sarana untuk produksi. Tak hanya itu, juga akan kita berikan tempat untuk berjualan, baik yang online maupun offline,” jelas Eko.
Untuk sasaran peserta dalam pelatihan tersebut sebanyak 130 orang, yang merupakan masyarakat dari lima Kecamatan di Kota Malang. Hal itu dipilih, sebab pihaknya berharap nantinya bisa meningkatkan usaha para mikro kecil ke menengah, bahkan sampai industri.
“Yang usahanya mikro naik menjadi usaha kecil, yang kecil dapat menjadi menengah, bahkan kalau bisa nanti sampai industri. Ini kami gerakkan semua, dan akan berjalan terus menerus,” paparnya.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Saat disinggung mengenai mekanisme pembagian alat pembuat kue kering, Eko menuturkan, jika alat yang memiliki harga tinggi, maka nanti akan dibagi menjadi cluster industri per kelurahan di RT/RW. “Misalnya oven. Itu akan kita cluster. Makanya nanti arah kita akan membuat cluster industri. UMKM Tematik lah, istilahnya. Misalnya daerah Purwantoro kluster cookies, Daerah Sanan kluster tempe. Arah kita akan kesana,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Eddy Widjanarko, mengatakan bahwa pihaknya selalu mendorong Pemkot Malang, melalui Diskoperindag untuk meningkatkan kelas UMKM lokal. Baik dengan melakukan pendampingan modal peralatan maupun finansial.
“Setelah itu harus ada salah satu bentuk pemasaran. Bisa marketplace dan juga bisa online. Disamping itu saya sangat sepakat sekali. Untuk diadakan pasar UMKM di setiap RW. Apalagi kami mendorong untuk peralatan dan perlu biaya yang sangat besar, maka nanti dibentuk per RW. Itu akan tumbuh perekonomian,” kata Eddy.
Terpisah, salah satu peserta pelatihan, Trinil Sri Wahyuni, mengaku jika program pelatihan tersebut sangat membantu dirinya untuk melakukan inovasi produk olahan terbarukan. “Program ini sangat membantu untuk inovasi produk olahan terbarukan dari kampung sanan khususnya. Jadi, kami memang sudah ada olahan dari limbah-limbah kedelai, limbah tempe. Tapi nanti sandainya ada resep terbaru dari sini, kan cukup membantu. Tambahan ilmu dari sini kan bisa diterapkan,” imbuh Trinil. (rsy/sit)