Pemerintahan
Wali Kota Sutiaji Terima Kedatangan Tim Ahli Menko Marves
Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menerima kunjungan Tim Ahli Menko Marves di Gazebo Balai Kota, Kamis (12/08) tadi. Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Wali Kota Malang, Sutiaji, Wawali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif.
Wali Kota Sutiaji mengungkap, bahwa pertemuan itu dalam rangka persiapan kedatangan Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. “Persiapan untuk besok (13/08), antara lain menyiapkan data, lalu juga menyediakan informasi berkaitan dengan isolasi terpusat (Isoter),” terangnya.
Baca juga:
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Selain itu, dirinya juga mengatakan, bahwa banyak masukan yang diberikan oleh Tim Ahli Menko Marves. Salah satunya, anjuran Isoter bagi ibu hamil. “Tadi kami dapat anjuran untuk menyediakan Isoter ibu hamil, karena mereka rentan terpapar Covid-19. Kalau saturasi sudah turun oksigen yang dibutuhkan itu lebih banyak,” terangnya.
Selain itu, tambahnya, juga tempat Isoman seperti Safe House juga harus dimaksimalkan. Meski terhalang jumlah tenaga kesehatan (Nakes), Sutiaji akan meminta ke perguruan tinggi untuk menugaskan mahasiswanya.
“Besok kita datangkan juga relawan masing-masing kampus. Insyaallah, malam nanti saya adakan webinar untuk permintaan relawan dari mahasiswa kedokteran atau keperawatan,” tambah Sutiaji.
Sementara itu, pemilik kursi N1 itu juga mengatakan, bahwa ada sekitar 1400 pasien sembuh. “Kasus positif kita itu kan kemarin katanya 3000, padahal ada yang sudah sembuh tapi masih ditulis sakit. Harusnya, angka itu ada pengurangan,” kata orang nomor satu di Kota Malang itu.
Untuk Bed Occupancy Rate (BOR), pun dijelaskan Sutiaji, hanya sekitar 30-40 persen. Pasalnya, warga Kota Malang yang dirawat di Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 hanya 295. “Lainnya warga luar Kota Malang. Kemarin kan dikiranya warga Kota Malang semua, padahal isi BOR warga Kota Malang hanya 30 an persen. Secara akumulatif, BOR Kota Malang turun meski yang menghuni bukan warga kita sendiri,” tutur Sutiaji. (hms/mus/sit)