Pendidikan
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
Memontum Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) bekerjasama dengan RS Unair untuk pembuatan Robot Medical Assistant ITS-Unair (RAISA). RAISA merupakan robot pelayan kesehatan untuk membantu dan meminimalisir kontak tenaga medis kepada pasien.
Rencananya, Kamis (16/4/2020) lusa akan digunakan langsung di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair. Dari empat RAISA, baru satu yang akan digunakan, karena tiga lainnya masih dalam proses pengerjaan.
“Jadi Kamis (16/4/2020) ini nanti sudah bisa operasional di RSUA, baru satu yang jadi. Kita sedang membuat empat yang tiga ini masih dalam proses,” kata Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng di Gedung Robotik, Selasa (14/4/2020).
Ashari mengatakan, satu robot yang akan digunakan pekan ini fungsinya masih robot asisten tenaga kesehatan. Nantinya, ITS juga akan menanamkan sensor temperature.
“Tidak perlu lagi perawat datang kemudian di ukur (suhu). Cukup dengan ini dilihat dari kamera sudah bisa,” ujarnya.
Sedangkan perkembangannya, Ashari menjelaskan, jika setiap robot memiliki fungsi dan fitur macam-macam. Untuk RAISA yang akan digunakan lusa fiturnya lewat pengendalian remot yang digunakan oleh perawat dan bisa melakukan komunikasi dua arah untuk mengecek kondisi lewat camera.
“Karena robot ini mempunya monitor untuk komunikasi dua arah, ada fitur audionya juga. Jadi ketika pasien di tanya bagaimana keluhannya, demamnya seperti apa bisa diukur dengan robot ini. Karena robot ini juga bisa mengecek temperatur suhu badan pasien,” jelasnya.
Dirut RS Unair Prof Dr dr Nasronudin SpPD K-PTI FINASIM mengatakan, selain mengurangi frekuensi RAISA juga meningkatkan kenyamanan pasien. Selain itu juga mengurangi penggunaan APD.
“Selain mengurangi penggunaan APD juga mengurangi transmisi tenaga medis dan meningkatkan kenyamanan pada pasien,” katanya.
Menurutnya, jika pasien sudah merasa nyaman, imunitas tubuh juga akan bagus. Sehingga, virus dapat mati dengan sendirinya. “Virus bisa dieleminasi oleh tubuh sendiri. Kesehatan biologis dan psikologis,” katanya.
Ia juga menegaskan, robot ini tidak mengantikan tenaga kesehatan tapi meminimalisir tenaga kesehatan untuk masuk.
“Mungkin biasanya masuk satu hari hari tiga kali bisa setengahnya. Karena sentuhan dokter pada pasien itu tidak bisa digantikan,” jelasnya.
Nasron juga menambahkan, dengan adanya robot Raisa tujuan RS Unair, yakni zero kematian akibat covid, zero nakes tertular, zero keluarga naske tertular, zero diskriminasi bisa dicapai.
“Harapannya pasien keluar sembuh, bukan keluar meninggal,” pungkasnya. (Riz/Ace/yan)