Kabar Desa
Kurva Covid–19 Mendaki, Dokter Umar Usman Beber Solusi
Memontum Kota Malang – Direktur Utama RSUD Kota Malang dr Umar Usman MM mengatakan, realita adanya kurva Covid–19 mendaki (naik) di Kota Malang, selayaknya dibarengi solusi penyiapan dan penyediaan rumah Isolasi baru di tengah kondisi RS yang sudah full pasien.
“Saya prihatin, kurva Covid–19 tidak melandai malah mendaki (naik) di bulan Juli di Kota Malang. Solusinya salah satunya adalah penyiapan dan penyediaan Rumah Isolasi baru di tengah kondisi RS yang sudah full pasien,” tandas dr Umar Usman Senin (6/7/2020).
Umar menjelaskan, ramalan riset kurva Covid–19 di Juli melandai ternyata meleset. Dia mengungkapkan, sekarang tidak melandai malah mendaki (naik). Penyebabnya adalah kurangnya sanksi tegas dalam pembatasan sosial dan tidak adanya lockdown.
Hal ini mengakibatkan berkerumun lebih banyak dan itu konsekuensinya penularan makin luas. Kurva yang meningkat ini dianggap sebagai sesuatu yang sangat mungkin terjadi
Solusi tetap diupayakan peningkatan tidak tinggi beberapa usaha dijalankan agar mata rantai penularan agak menurun, yaitu jaga jarak, bermasker, cuci tangan, dan jaga imun.
“Jaga jarak ini orang sering lupa dan mengabaikan. Dan itu jangkauan virus menjadi dekat menyebabkan virus terlontar dan penularan tinggi,” terang pria yang turut meramaikan bursa Pilbup Malang ini.
Umar mengungkapkan, jika RS full maka keadaan pasien sangat berbahaya. Karena jika ada pasien berat tertunda penanganan karena bed full, otomatis menambah jumlah angka kematian. Secara psikologis jika RS full pasien, menjadikan banyak tenaga medis panik, penanganan tidak maksimal, prosedur terabaikan dan secara individual tenaga medis stres sehingga imun turun.
“Solusi adalah pemerintah menyiapkan dan menambah rumah penampungan isolasi seperti di jalan Kawi, untuk mengurangi pasien positif Covid–19. Yang kondisi sehat bisa merawat diri sendiri. Ada kaplingisasi, yang berat di RS ada alat lengkap dan yang ringan di rumah isolasi,” jelas pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Pria asli Kepanjen ini menuturkan, lebih efektif penanganan dilakukan di rumah isolasi dibanding isolasi di rumah masing-masing.
“Karena standar jarak dan standar alur itu sudah tertata. Hanya tidak semua masyarakat Kita enjoy ketika berpisah dengan keluarga. Bahkan ada yang sudah menginap saja minta pulang paksa,” ujar pria yang juga Ketua PC NU Kabupaten Malang ini.
Umar memaparkan, keberadaan Kampung Tangguh cukup efektif mencegah penyebarluasan Covid–19. Karena di dalamnya sudah ada ikhtiar untuk menangani dan antisipasi dampak Covid–19.
“Kesadaran masyarakat dibarengi kontrol sosial, sangat membantu mengingatkan bersama untuk menjaga kesehatan. Disamping di Kampung Tangguh juga dilakukan penanganan dari aspek sosial ekonomi,” pungkas dr Umar Usman. (*/yan)