Berita
Bantu Apar Pasar Tradisional, BHS Prioritaskan Keselamatan Nyawa, Barang dan Uang Publik
Memontum Sidoarjo – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) membantu pengisian Alat Pemadam Kebakaran (Apar) seluruh pasar tradisional yang ada di Sidoarjo. Selain itu, juga bakal menyiapkan fire splinker di setiap pasar untuk memadamkan jika ada titik awal api. Apalagi, kebanyakan pasar di Sidoarjo mobil Pemadam Kebakaran (PMK) tidak bisa masuk ke dalam pasar dan sulit menjangkau titik api.
“Bantuan Apar ini untuk penyelamatan nyawa, barang dan uang publik yang ada di seluruh pasar tradisional di Sidoarjo. Apalagi, dari 19 pasar yang ada di Sidoarjo rata-rata memiliki Apar dalam kondisi expied (kadaluarsa). Terkecuali di Pasar Sukodono yang sudah mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI),” ujar Bambang Haryo Soekartono, Kamis (9/7/2020) saat penyerahan dua tabung Apar di Pasar Prambon.
BHS menjelaskan keberadaan Apar yang tidak expied sangat penting di setiap pasar. Hal ini.untuk mencegah titik awal api (kebakaran). Apalagi, jumlah PMK sangat kurang. Baik dari sisi jumlah maupun posko PMK. Keberadaan Apar penting bagi pasar yang jauh dari posko PMK.
“Saya melihat hampir semua atau
sebagian besar di Pasar Sisoarjo Aparnya expied. Pengisian terakhir rata-rata Tahun 2006 dan Tahun 2009. Padahal, masa berlaku Apar 3 tahun. Ini berarti sudah tidak dikontrol pengisian tabungnya. Kalau saya diamanahi jadi Bupati Sidoarjo, akan dijadwalkan dan dianggarkan 3 tahun Apar diisi,” imbuhnya.
Selama ini, lanjut politisi yang meraih penghargaan Anggota DPR RI Terinspiratif Tahun 2019 ini mengaku sudah banyak pasar di Sidoarjo yang dibantu Apar. Diantaranya Pasar Wadungasri (Waru), Pasar Taman, Pasar Larangan, Pasar Prambon, Pasar Buduran, Pasar Krian, Pasar Krembung dan Pasar Porongan.
“Bantuan ini semoga bisa menggugah pemerintah daerah agar paling tidak Apar lain yang sudah kosong (expied) segera bisa diisi dan diselesiakan pemerintah daerah. Bantuan ini karena saya harus berbuat demi kebaikan Sidoarjo sebelum jadi bupati. Kalau sudah jadi (bupati) 3 tahun sekali akan dikontrol dan diisi,” tegasnya.
Tidak hanya itu, kata alumnus ITS Surabaya ini, jika dirinya diamanahi jadi bupati, maka semua pasar akan dilengkapi dengan sprinkler (alat penyemprot air). Hal ini agar saat terjadi kebakaran, pasar tidak bergantung PMK. Pemasangan fire splinker itu sesuai dengan standarisasi pasar yang sudah mengantongi SNI.
“Saya akan mendorong semua pasar ber-SNI seperti Pasar Sukodono. Pasar Prambon ini layak jadi Pasar SNI karena ada stan pelayanan bank. Tinggal ditambah tempat penitipan anak, ruang ibu menyusui, alat timbang tera, papan informasi harga. Kalau semua pasar berstandarisasi (SNI) pedagang tenang, konsumen ribuan orang per pasar bisa terlindungi. Kalau bisa melindungi maka masyarakat menengah ke bawah jadi gemuyuh. Masyarakat butuh perhatian pemerintah,” jelasnya.
Sementara salah seorang staf UPT Pasar Prambon, Tawwakid mengaku bersyukur atas adanya bantuan Apar dari BHS itu. Baginya bantuan itu membuat masyarakat semakin tenang. Apalagi di Pasar Prambon ada sekitar 300 sampai 400 pedagang dengan jumlah pengunjung mencapai 3.000 orang per hari. Yakni melayani belasan desa di Kecamatan Prambo, Sidoarjo dan tiga desa di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
“Alhamdulillah bantuan itu membuat pedagang dan konsumen pasar makin tenang. Kalau ada kebakaran bisa menggunakan Apar sebelum PMK datang,” ungkapnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Prambon, Mutmainah berharap jika BHS menjadi Bupati Sidoarjo ada bantuan modal seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para pedagang.
“Agar kami bisa berjualan dengan tenang dan bisa menyekolahkan anak-anak. Jangan ditutup-tutup lagi pasarnya,” tandasnya. Wan/yan