Kabupaten Malang
dr Umar Mengaku Dizolimi Karena Diminta Mundur Dari Kontestasi Pilbup Malang
MEMONTUM MALANG – Seiring semakin santernya kabar rekom DPP PKB dalam Pilbup Malang turun kepada bakal pasangan calon Latifah-Didik ternyata berbuntut panjang.
Hal ini karena bakal calon Bupati Malang dr Umar Usman mengaku dizolimi oleh elit DPP PKB Gus Syaifullah Maksum karena beberapa pernyataannya diplintir sehingga antara kenyataan dan berita yang muncul di media tidak sama.
Hal ini bermula saat dilakukannya pertemuan antara dr Umar Usman MM dengan salah satu elit DPP PKB Gus Syaifullah Maksum di sebuah hotel di Kota Malang pada 11 Agustus 2020.
Saat itu Gus Syaifullah Maksum menyuruh mundur dr Umar Usman MM karena calon yang akan direkom DPP PKB adalah Latifah Didik.
“Saat itu saya katakan saya tidak mau mundur tetap maju. Saya jelaskan jika
saya pantang menyerah sebelum janur melengkung. Namun kenyataan yang muncul di media tidak sama dengan pernyataan saya,” tutur pria yang juga menjadi ketua PC NU Kabupaten Malang ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, DPP PKB melalui Gus Syaifullah Maksum telah melakukan pertemuan dengan dr Umar Usman MM.
Gus Syaifullah Maksum mengatakan sudah bertemu langsung dengan Umar. Ia tak menyebut lokasi pertemuan.
“Pertemuannya kemarin,” ucapnya. Dalam pertemuan tersebut, ia menyampaikan terima kasih kepada Ketua PCNU Kabupaten Malang itu karena sudah bekerja keras selama ini.
Terutama mensolidkan warga NU di Kabupaten Malang. Untuk diketahui, selama ini Umar juga disebut-sebut sebagai calon bupati Malang yang diusung PKB. Ia bahkan sudah melakukan berbagai konsolidasi.
“Kami sudah sampaikan kepada dr Umar bahwa beliau tidak direkomendasi oleh PKB. Dan kami sampaikan terima kasih karena beliau sudah bekerja keras selama ini,” kata Saifullah.
Saat bertemu Umar, Saifullah juga meminta direktur RSUD Kota Malang ini tidak kecewa, dan tetap semangat. Terlebih usia Umar juga masih tergolong muda, dan memiliki waktu yang masih panjang.
“Kami juga berharap dr Umar setelah jabatannya sebagai Ketua PCNU selesai masuk ke PKB dan menjadi kader PKB. Harapan kami itu,’’ tandasnya.
Menanggapi hal ini dr Umar Usman MM mengatakan, dengan munculnya pemberitaan seperti ini sepertinya muncul kesan jika dirinya sudah legowo dengan keputusan tersebut.
“Saya merasa dirugikan munculnya berita ini juga mengesankan saya sudah legowo tidak maju lagi dalam bursa Pilbup. Lewat berita ini saya ingin mengklarifikasi dengan mengemukakan hal yang sebenarnya,” jelas dr Umar.
dr Umar menambahkan, dirinya juga tidak pernah merasa dihubungi media yang memuat berita tersebut sebagai bentuk cover both side untuk perimbangan berita.
“Dalam berita itu ditulis : hingga berita ini diturunkan dr Umar Usman belum bisa dikonfirmasi. Tadi malam nomer ponselnya tidak aktif saat dihubungi. Padahal dua hape saya selalu on dan bisa dihubungi,” terang dr Umar.
dr Umar mengatakan dirinya mendapatkan banyak masukan dari Nahdliyin yang menyatakan jika rekom turun kepada selain dirinya mereka mengancam akan bersikap diam.
“Banyak masukan dari Nahdliyin yang mengatakan hal seperti itu. Mereka merasa kecewa jika rekom turun kepada selain saya. Sebagai bentuk kekecewaan mereka akan memilih diam dalam konteks pilbup ini,” pungkas dr Umar.
dr Umar menjelaskan pihaknya sejak tanggal 25 Juli sampai tanggal 10 Agustus lewat surat tugas DPP PKB sudah menjalani semua perintah termasuk perintah untuk membuka rekening bagi anggaran persiapan Pilbup Malang, tapi ironisnya di tengah perjalanan tanpa pemberitahuan sebelumnya tiba-tiba muncul nama baru.
“Pihak kami setelah menerima surat tugas telah menjalankan semua yang diperintahkan (4 point tugas). Diantaranya melakukan komunikasi intensf dengan DPW PKB, DPC PKB, DPrt PKB se-Kabupaten Malang, hingga komunikasi dengan simpul-simpul di masyarakat. Bahkan juga membuka rekening bersama untuk pendanaan. Tapi ironisnya di tengah perjalanan tiba-tiba muncul bakal calon baru lagi,” terang dr Umar mengakhiri. (syn)