Kota Malang
Rancang Kawasan Wisata Kedungkandang dan Madyopuro, Unisma Gelar FGD
Memontum Kota Malang – Wali Kota Malang, Sutiaji, menghadiri FGD (Forum Group Discussion) tentang ‘Pengembangan Kawasan Pariwisata Kedungkandang dan Kampung di Sekitar Makam Ki Ageng Gribig Kota Malang’ yang berlangsung di Universitas Islam Malang (Unisma). Turut hadir pula dalam forum yang berlangsung Senin (18/01) siang ini Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M. Si., beserta civitas akademika Unisma, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), Ida Ayu Made Wahyuni, Camat Kedungkandang, Donny Sandito, Lurah Madyopuro, Niken Sukendari.
Dalam pemaparannya, Sutiaji mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menaruh perhatian besar pada pengembangan sektor pariwisata. “Terdapat 4 daya ungkit yang menjadi fokus. Pertama, selaras dengan karakteristik kota, lalu bisa membuka lapangan kerja. Ketiga, memiliki forward dan backward linkage yang kuat dengan berbagai sektor ekonomi lainnya. Yang terakhir, harus mengangkat potensi daerah dan meratakan kesejahteraan,” paparnya.
Lanjut Sutiaji, cara mengimplementasikan ke empat poin tadi dengan jalan optimalisasi eksplorasi dan identitas kota. Pasalnya, hal itu mampu menjadi bekal pengembangan destinasi pariwisata perkotaan.
“Ada 4 jenis pariwisata potensial. Wisata kota, wisata kuliner, wisata halal, wisata heritage dan religi,” jelasnya.
Berdasarkan pengakuan Sutiaji, dirinya tidak ingin membuat pariwisata menyaingi Kota Batu dan Kabupaten Malang. Baginya, yang terpenting adalah kolaborasi.
“Seperti kawasan Malang Timur saat ini sedang dikuatkan karena kami melihat banyaknya potensi yang bisa dikembangkan guna pemulihan ekonomi daerah. Ada Kampung Telang, Wisata Air Rolak, Kampung Topeng, dan sebagainya,” terangnya.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi pariwisata di Kota Malang, ada kesepahaman antara Pemkot dengan Perguruan Tinggi. “Ini bisa jalan manakala ada riset sehingga nilai manfaat bisa berkepanjangan. Manajemen dan bisnis plan harus rapi, inovasi yang berkesinambungan,” tambahnya.
Disamping itu, Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M. Si., turut memaparkan konsep Kampung Santri dan Kampung Kreatif. “Ini satu pemikiran kami, selaras dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) ada kolaborasi antara Unisma, Pemkot, dan masyarakat. Tidak hanya sekedar mengabdi tapi kami juga lakukan riset untuk mewujudkan Kota Malang bermartabat,” tandasnya.
Adapun desain program Kampung Santri mencakup religi, sosial, ekonomi, seni dan budaya, pendidikan, multikultural, lingkungan, dan santri maju.
“Kita akan mengembangkan jejak dan historis melalui museum dan Graha. Tak lupa Kampung Santri juga menonjolkan kawasan Makam Ki Ageng Gribig,” jelasnya. Untuk Kampung Kreatif memiliki desain program mencangkup pendidikan, sosial keagamaan, ekonomi, seni dan budaya, wisata tematik, kepemudaan, lingkungan, dan keterampilan. (cw1/ed2)