SEKITAR KITA
Kasus Covid-19 di Jawa Timur Menurun, kini Tinggal Empat Wilayah Zona Merah
Memontum Surabaya– Kasus Covid-19 di Jawa Timur mengalami penurunan. Berdasarkan peta risiko penyebaran corona per Rabu (25/08) kemarin. menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Hal itu terlihat dari peta zonasi yang menunjukkan sudah banyak wilayah yang masuk ke zona oranye dan kuning. Secara keseluruhan Jatim sudah masuk.
Baca Juga:
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- HUT 79 Provinsi Jatim, Pj Gubernur Sematkan 10 Lencana Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya
- Belum Genap Sepekan Beroperasi, Bus Trans Jatim Koridor V Surabaya-Bangkalan Dilempar Batu
Juru Bicara Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi, mengatakan bahwa penanganan Covid-19 di Jatim menunjukkan hasil yang signifikan.
“Pada pekan lalu zona merah masih ada di 15 wilayah, saat ini tersisa empat daerah saja yaitu di Blitar, Ponorogo, Nganjuk, dan Kota Batu,” kata Jibril, Kamis (26/08).
Untuk zona kuning, kata dia, antara lain Tuban, Pamekasan, Situbondo, Sampang, Sumenep, Kota Pasuruan, Lamongan, Bojonegoro, dan Bangkalan.
“Zona kuning awalnya satu sekarang naik menjadi sembilan,” ujarnya.
Lanjut Jibril menerangkan, untuk zona oranye sebanyak 25 kabupaten/kota mulai dari Kota Malang, Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Kediri, Jombang, Madiun, Trenggalek, Ngawi.
Kemudian Gresik, Surabaya, Bondowoso, Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto, Kediri, Malang, Sidoarjo, Banyuwangi, Lumajang, Jember, Magetan, Pacitan, dan Tulungagung.
“Nah, salah satu indikator turunnya kasus yaitu terlihat dari Bed Occupancy Rate (BOR) atau rata-rata keterisian tempat tidur di rumah sakit,” jelasnya.
Lalu, per 3 Juli BOR ICU mencapai 78 persen, dibandingkan Rabu (02/08) menjadi 51 persen. Kemudian BOR isolasi 81 persen menjadi 29 persen.
“BOR RS Darurat 69 persen menjadi 28 persen,” beber dia.
Meski ada penurunan kasus, Jibril mengingatkan masyarakat agar tetap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Harapannya tidak boleh lengah, karena ini upaya yang baik dari pemerintah adanya sinergi antara masyarakat Polri TNI maupun pelaku usaha. Semoga bisa dipertahankan,” harap Jibril. (ade/ed2)