Jombang
Antisipasi dan Tanggap Bencana, BPBD Jombang Libatkan Relawan
Memontum Jombang – Musim penghujan yang sudah mulai merata, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, pun mulai siap sedia. Tidak hanya dalam mengantisipasi, namun juga dalam melakukan penanganan bencana.
Menanggapi kesiapsiagaan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Abdul Wahab, mengatakan bahwa sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak. Baik itu jaringan formal atau kedinasan, juga jaringan non formal, seperti relawan.
“Kebetulan kita punya beberapa jaringan. Contohnya, jaringan relawan yang banyak tersebar di seluruh Kabupaten Jombang. Sehingga, sekecil apapun kejadian yang terjadi di pelosok Kabupaten Jombang, pasti terpantau. Selain itu, ada Kasi Trantib Penyelamatan yang merupakan agen BPBD Kabupaten Jombang, serta punya komunikasi langsung dengan pusat komunikasi yang ada di BPBD,” ujarnya, Kamis (02/12/2021).
Baca juga
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Relawan BPBD, tambahnya, komunitasnya tidak terlalu banyak. Tetapi, masing-masing komunitas anggotanya tersebar dan memiliki jaringan di seluruh Kabupaten Jombang.
Adapun relawan BPBD tersebut, terangnya, adalah mulai Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), Sentra Komunikasi (SenKom), Semangat Masyarakat Relawan (SEMAR), Satuan Banser Tanggap Bencana (BAGANA). “Jumlah relawan BPBD yang tersebar di seluruh Kabupaten Jombang, ada sekitar 750 orang. Sehingga, kejadian apapun seperti banjir serta angin puting beliung pasti seketika tersampaikan ke pusat pengendali oprasi. Kondisi Kabupaten Jombang saat ini di bandingkan Nganjuk, Kediri serta Mojokerto, relatif lebih aman. Meski demikian, kami intens melakukan pemantauan dan antisipasi,” paaprnya.
BPBD sendiri, tambahnya, juga memiliki langkah dalam menghadapi bencana. Seperti banjir, langkah pertama adalah pendirian dapur umum, BPBD sudah menjalin hubungan dengan Dinas Sosial. Ssehingga, dapur umum bisa di aktifkan sewaktu-waktu serta di desa-desa sudah disiapkan untuk pendirian dapur umum mandiri
“Desa-desa rawan bencana seperti desa di sepanjang Kali Konto mulai dari Kecamatan Ngoro, Gudo, Perak serta Bandar Kedungmulyo kita bina untuk menjadi desa tangguh bencana. Secara kebencanaan mereka rawan tetapi kita edukasi kader-kadernya agar mereka menjadi tangguh menghadapi bencana yang datangnya tiba-tiba,” tuturnya
Pembentukan desa tangguh bencana sendiri, ujarnya, memiliki proses mulai pembentukan kader desa, pembentukan forum komunikasi desa sampai pembentukan kelompok-kelompok kader pembina di tingkat dusun. Dan yang tidak kalah pentingnya, pembekalan simulasi evakuasi terkait jalur evakusasi, titik kumpul, titik pengungsian. (azl/sit)