Berita Nasional
Lawan Impor Gandum dengan Sorgum, Mentan RI Dukung Lamongan sebagai Kawasan Pengembangan Sorgum
Memontum Lamongan – Dikenal sebagai lumbung pangan nomor satu di Jawa Timur, serta dengan penyumbang produksi tanaman padi mencapai 1.196.310 ton pada tahun 2021, Kabupaten Lamongan mulai menunjukkan eksistensinya sebagai kawasan penghasil komoditas pangan sorgum. Bahkan, melihat peluang pasar dan mengantisipasi krisis pangan global, Pemkab Lamongan akan melakukan pengembangan komoditas sorgum sebagai substitusi komoditas pangan.
Hal ini, terlihat dari dimulainya panen raya sorgum di kawasan persawahan Desa Gondanglor, Kecamatan Sugio, Selasa (23/08/2022) tadi. Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian RI, Prof Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, turun langsung memanen tanaman sorgum di lahan seluas 10 hektar dengan varietas bioguma yang mencapai produksi 45 ton.
Diungkapkan Bupati Yuhronur dihadapan Mentan Syahrul Yasin Limpo seusai melakukan panen raya sorgum, bahwa saat ini luas tanam sorgum mencapai 200 hektar yang tersebar di dua kecamatan. Yakni, 190 hektar di Kecamatan Babat dan 10 hektar di Sugio.
Sementara dalam rangka akselerasi peningkatan hasil produksi sorgum, pada tahun 2023 Pemkab Lamongan akan mengembangkan kawasan khusus sorgum seluas 3.000 hektar yang tersebar di lima kecamatan. Yakni, Kecamatan Sugio, Pucuk, Kedungpring, Sukodadi dan Kecamatan Babat, melalui pendekatan dan penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP).
“Kami menyadari bahwa pengembangan diversifikasi produk pertanian sebagai langkah inovatif bukanlah sesuatu yang mudah. Mulai dari benih, pupuk dan pengolahan hasil produk sorgum terutama penyosoh, penepung dan juga beberapa komponen pengolahan hasil lainnya harus benar-benar disiapkan. Termasuk ketersediaan pasar industri dan stabilitas harga harus kita jaga bersama. Di balik tantangan tersebut Lamongan sangat berpeluang untuk dikembangkan sebagai kawasan diversifikasi produk pangan sorgum,” terangnya.
Bahkan sebagai wujud dukungan kebijakan, paparnya, Pemkab Lamongan telah menyusun road map pengembangan sorgum, padi dan jagung sebagai komoditas unggulan Lamongan yang didalamnya memuat matrix kebutuhan jangka pendek, rencana aksi pendampingan dan pembiayaan, pengembangan produktivitas berbasis smart farming dan inovasi serta kolaborasi stakeholder. Tidak hanya membudidayakan sorgum, bahkan masyarakat telah berhasil mengolahnya menjadi berbagai olahan makanan seperti kecap, tepung, jenang, sorgum cips, kerupuk, roti tawar, rengginang, mie kering hingga mie instan goreng.
Baca juga :
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
Melihat berbagai manfaat komoditas sorgum, Menteri Pertanian RI, Prof Syahrul Yasin Limpo, pun mendukung Kabupaten Lamongan sebagai kawasan pengembangan komoditas pangan sorgum. Menurutnya, kualitas rasa sorgum sangat enak bahkan dapat dijadikan sebagai pengganti gandum.
“Jujur, saya baru merasakan tadi sorgum enak sekali. Oleh karena itu, Pak Bupati saya terima kasih sudah mencanangkan sorgum untuk di budidayakan dan saya lihat dalam road map, ada 1.000 hektar sampai 3.000 hektar kalau masih ada lahan lagi tambah sampai 10.000 pak, pasti bisa,” terangnya.
Sebagai bentuk dukungan, Mentan mengajak seluruh pihak untuk membantu mengembangkan sorgum di Kabupaten Lamongan. Termasuk perbankan untuk bersama-sama memfasilitasi sehingga pengembangan kawasan sorgum ini dapat terwujud.
“Pak Dirjen, saya mau sorgum di Lamongan, ini dijadikan bibit semua ya. Masa padi melulu, jagung melulu, ayo kita kembangkan variasi-variasi yang lebih enak. Bahkan popcorn dari sorgum lebih enak. Sorgum itu adalah tanaman nenek kita kalau masih sayang nenek tanam sorgum,” tuturnya.
Melihat banyaknya impor gandum selama ini, Mentan juga mengajak masyarakat mulai beralih untuk menggunakan bahan lokal seperti olahan sorgum ini. “Ayo kita lawan impor gandum dengan sorgum. Saya senang sekali, kita buatkan satu tugas gugus jadikan ini menjadi tandingan gandum. Pak Dirjen ayo kita perbaiki industrinya, semuanya harus ikut turun tangan, ayo kita bantu mulai dari hulu ke hilir, ayo kita lakukan membantu kesejahteraan para petani Indonesia,” paparnya.
Selain melakukan panen raya sorgum, Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Yuhronur juga melakukan panen raya padi di kawasan Desa Kebalanpelang Kecamatan Babat dengan luasan lahan 250 hektar. (zen/sit)