Jombang

Peringati Hari World Lung Day, RSUD Jombang Gelar Talk Show Tentang PPOK

Diterbitkan

-

Memontum Jombang – Peringati Hari World Lung Day, RSUD Jombang menggelar talk show ‘Humas RSUD Jombang Menyapa’ terkait Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di ruang Humas RSUD Jombang, Senin (25/09/2023) tadi. Talk show ini, menghadirkan nara sumber spesialis penyakit paru RSUD Jombang, dr Yuniasri Puspito Rini.

Dalam kesempatan itu, dirinya menyampaikan bahwa PPOK merupakan sebuah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati. Gejala dari penyakit ini ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang persisten (menetap) dan umumnya bersifat progresif. Berhubungan dengan respons inflamasi kronik yang berlebihan pada saluran napas dan parenkim paru akibat gas atau partikel berbahaya.

“Keterbatasan atau hambatan aliran udara yang disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran napas kecil dan kerusakan parenkim, berupa hilangnya elastisitas rekoil paru. Hal tersebut, biasanya dikarenakan gas atau partikel berbahaya seperti asap rokok, polusi udara, asap obat nyamuk bakar, asap kayu bakar, asap biomass dan lain-lain,” ujarnya.

PPOK, paparnya, menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data WHO pada tahun 1990, PPOK menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia. Pada tahun 2002, menjadi urutan ke-5 dan diprediksi pada tahun 2030, akan menjadi penyebab kematian ke-3 setelah cardiovascular dan kanker.

Advertisement

“Prevalensi (jumlah keseluruhan penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di sebuah wilayah) tahun 2006 di Indonesia mencapai sekitar 5,6 persen atau 4,8 juta orang penderita PPOK. Angka ini, meningkat dengan semakin banyaknya perokok. Perokok yang berisiko menderita PPOK berkisar 15 sampai 20 persen. Hubungan perokok dengan PPOK adalah hubungan dosis dan respons, semakin banyak dan semakin lama maka risiko akan semakin besar. Definisi perokok adalah orang yang pernah menghisap rokok 100 batang atau lebih semasa hidupnya,” terangnya.

Baca juga :

Berapa hal yang berkaitan dengan risiko timbulnya PPOK, diantaranya asap rokok termasuk perokok aktif maupun pasif. Polusi dalam ruangan seperti asap dapur (kayu, serbuk gergaji, batu bara, minyak tanah), polusi luar ruangan seperti asap kendaraan bermotor dan asap pabrik, pajanan zat di tempat kerja (bahan kimia, zat iritan, gas beracun), genetik, jenis kelamin (laki-laki lebih banyak terkena), tumbuh kembang paru, sosial ekonomi serta infeksi paru berulang.

“Tidak hanya itu, PPOK juga bisa terjadi karena paparan asap dan zat berbahaya terus menerus dalam jangka panjang,” paparnya

Cara mendiagnosis orang terkena PPOK, lanjutnya, diantaranya sesak hingga batuk kronik hilang timbul kadang berdahak kadang tidak. “Ada beberapa penyakit yang menyerupai PPOK, seperti asma (onset kanak-kanak, reversible, gejala bervariasi, disertai alergi, riwayat keluarga positif), gagal jantung kongestif (suara napas ronchi, jantung membesar, faal paru restriktif), bronkiektasis (sputum produkti dan purulent, suara napas ronchi kasar, rontgen pelebaran dan penebalan bronkus), TB paru (onset segala usia, rontgen fibroinfiltrat, kuman penyebab MTB) serta bronkiolitis (onset usia muda, bukan perokok),” ungkapnya.

Advertisement

Tata laksana untuk PPOK sendiri, meliputi beberapa hal seperti melakukan edukasi untuk menyesuaikan keterbatasan aktifitas dan mencegah perburukan paru. Lalu, mengurang kecemasan penderita, memberikan semangat hidup, meningkatkan kualitas hidup penderita dan berhenti merokok (baik aktif maupun pasif). Kemudian, dilakukan pemberian obatan diantaranya obat anti bronkodilator, anti inflamasi (corticosteroid), antibiotik (saat terjadi eksaserbasi), antioksidan (asetyl systein), mukolitik (ambroxol, erdostein) serta anntitusif (bila perlu).

“Selain itu, juga bisa dilakukan rehabilitasi PPOK (latihan fisik dan latihan pernapasan), terapi oksigen sampai ventilasi mekanis serta nutrisi (porsi kecil dengan pemberian lebih sering),” terangnya.

Bila ada masyarakat yang mengalami atau merasakan gejala PPOK, tambahnya, bisa langsung melakukan pemeriksaan di Poli Paru RSUD Jombang. Poli Paru ini buka pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 sampai Pukul 15.00. (azl/gie)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas