Kota Malang

Trotoar Dikota Malang Tidak Ramah Untuk Difabel

Diterbitkan

-

Pedestarian di Jalan Semeru belum ramah untuk kalangam difabel ( memo x/ man )

Memontum Kota Malang—-Pembangunan pedestarian di Kota Malang secara umum sudah bagus. Tapi beberapa titik kurang ramah terhadap kalangan difabel. Diatas trotoar masih dipergunakan untuk tempat berjualan dan lahan parkir.

Bahkan dibeberapa titik kursi roda tidak bisa berjalan diatas trotoar lantaran terhalang pot bunga dan pohon yang tumbuh ditengah trotoar. “Kasihan teman teman difabel. Kurang bebas bergerak. Trotoarnya tidak ramah untuk mereka,” jelas Liesdiyana warga Jalan Bareng, Kota Malang.

Selain pembangunan trotoar yang kurang ramah untuk untuk kalangan difabel. Liesdiayana masih melihat banyak jalan berlubang di Kota Malang. “Waktu pulang kerja. Roda motor saya terjebak dilubang yang ada ditengah jalan. Akibatnya kacamata saya pecah,” imbuhnya.

Walikota Malang, Mochammad Anton saat dikonfirmasi soal masalaj iti menghimbau pada semua pihak agar saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Advertisement

Misalkan saja untuk juru parkir (jukir) dihimbau tidak memanfaatkan trotoar untuk lahan parkir. Sama dengan dengan pedagang kaki lima (PKL).

Diharapkan tidak berjualan diatas trotoar. Trotoar dibangun untuk pejalan kaki. Khususnya untuk kelompok difabel.

“Kota Malang memang belum menjadi kota layak difabel. Kita akui masih banyak kekurangan yang harus dipenuhi oleh Pemkot Malang. Khususnya membangun fasilitas umum (Fasum) yang ramah untuk kalangan difabel,” tegas Abah Anton panggilan Walikota Malang Mochammad Anton, Selasa (16/1/2018) siang.

Anton tidak paham dengan pola pikir sebagian kelompok masyarakat dengan sengaja membuka usaha diatas trotoar. Padahal pemerintah membangun trotoar supaya pejalan kaki merasa aman dan nyaman saat berjalan kaki ditepi jalan raya.

Advertisement

Persoalan lain yang dihapi Pemkot Malang dalam hal menyiapkan area pedestarian yang ramah lingkungan adalah kesulitan menebang pohon ditepi jalan.

“Prosedur untuk menebang pohon ditepi jalan sangat rumit. Ketika ada rencana penebangan pohon. Pasti teman teman LSM yang peduli lingkungan berteriak menolaknya. Jadi semua pihak harus saling menyadari tentang kondisi ini,” tegasnya.

Disinggung masalah kemacetan arus lalu lintas di Kota Malang. Kata Anton, saat ini jumlah kendaraan tidak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia.

Apalagi Kota Malang menjadi persipangan menuju Kota Batu dan Kabupaten Malang. Wisatawan dari Kota Surabaya dan Kabupaten Malang sering singgah dulu di Kota Malang.

Advertisement

“Solusinya Pemkot Malang sangat mendukung rencana Pemprov Jatim dan Pemkot Batu ingin membangun jalan tol Batu-Malang. Supaya kendaraan milik wisatawan dari Kota Surabaya yang ingin ke Kota Batu langsung menuju lokasi tanpa harus menemui kemacetan di Kota Malang,” tegasnya.

Berikutnya, tol Malang-Pandaan titik keluarnya di Kelurahan Madyopuro. Berikutnya akan dilanjutkan jalan tol Malang-Kepanjen.

Untuk mengurangi kemacetan ditengah Kota Malang. Memang harus dipisahkan lajur truk dan kendaraan kecil. Solusinya pembangunan jalan tol Malang-Pandaan. Malang-Kota Batu dan jalan tol Malang-Kepanjen harus segera diwujudkan.

“Truk dan bus dari Dampit, Kepanjen dan Blitar yang ingin ke Surabaya langsung menggunakan jalan tol. Untuk kendaraan kecil tetap menggunakan jalan yang ada saat ini,” tandasnya.

Advertisement

Sebelumnya Walikota Batu Dewanti Rumpoko mengagas ingin membangun jalan tol Batu-Malang. Tujuannya supaya bisa mengurangi kemacetan arus lalu lintas di tengah Kota Batu.

Selain itu mempermudah wisatawan dari luar Kota Batu untuk datang ke Kota Batu. “Kita sudah mengusulkan kepada Gubernur Jatim. Supaya dibangunkan jalan tol Malang-Batu. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan di Kota Batu sampai Karanglo,” pungkasnya. (man/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas