Gresik
Petani Merugi, Puluhan Hektar Padi di Gresik Terendam Banjir Bengawan Solo
Memontum Gresik— Akibat luapan Sungai Bengawan Solo puluhan hektare tanaman padi siap panen terendam banjir. Untuk mensiasati dan meminimalisir kerugian kerugian yang lebih besar, para petanipun memilih memanen lebih awal dari jadwal panenya.
Seperti yang dilakukan Miskan (56) warga Desa Dukuhkembar, Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik ini, mereka lebih memilih memanen padi lebih awal meski sebenarnya, padi milik Miskan baru bisa dipanen sebulan lagi.
“Harusnya bulan depan dipanen, ini terpaksa dipanen untuk meminimalisir kerugian,” katanya, Kamis (15/3/2018).
Panen lebih dini yang dilakukan membuat para petani merugi. Mereka terpaksa melakukan panen sebab padi yang ditanam sudah dua minggu terendam banjir.
Jika sudah terendam banjir, Miskan menjelaskan kondisi batang padi tersebut tidak dapat tumbuh dengan semestinya. Kondisi padi akan layu serta tidak berisi.
“Batang tanaman padi jadi layu, harusnya jadi gabah jadi tidak berisi (Kempong, red),” keluhnya.
Petani lain, Turkiman (54) mengeluhkan hal yang sama, banjir yang merendam sawahnya membuatnya merugi hingga jutaan rupiah. Dari tiga hektare lahan sawah produktif, dia hanya bisa 1 hektare.
“Jangankan untung, untuk modal tanam lagi saja susah. Mungkin cukup untuk makan setahun kedepan, itu pun garus memilah gabahnya lagi, terkena banjir, banyak yang tidak layak,” ujar dia.
Dirinya berharap, musibah yang menimpa para petani disikapi serius oleh pihak terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik .
Ia mengeluhkan, sampai saat ini belum pernah ada bantuan untuk menanggulangi dampak banjir tahunan yang menimpa tanaman padi petani.
“Setiap tahun selalu seperti ini, kalau Sungai Bengawan Solo meluap pasti banjir dan gagal panen, semoga ada bantuan dari pemerintah,” jelas dia.(sgg/nay)