Kabupaten Malang
Kabupaten Malang Berpotensi Tanah Longsor, BPBD Bentuk Desa Siaga
Memontum Malang—– Penangulanggan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menilai, Kabupaten Malang merupakan daerah yang rawan dan sering terjadi bencana tanah longsor. Hal ini berdasarkan karakteristik kontur wilayah yang berbukit. Bambang Istiawan,Kepala Badan Penangulanggan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mengatakan, tidak bisa dinafikan bila sebagian wilayah di Kabupaten Malang berpotensi terjadi bencana tanah longsor.
“Daerah yang topografinya berbukit seperti Kasembon, Ngantang, Pujon, Ampelgading, Jabung dan Poncokusumo serta Donomulyo, jika musim hujan dengan intensitas tinggi maka rawan terjadi tanah longsor. Dalam catatan kami selama Januari sampai April 2018 telah terjadi 23 kasus,” ujar Bambang Selasa(24/7/2018)kemarin.
Lanjut mantan Camat Sumawe dan Lawang ini,untuk mengantisipasi kejadian tersebut, pihaknya terus melakukan penghijauan dan membentuk dan membina desa siaga bencana. “Kita bersama dengan instansi lain selama ini sering melakukan reboisasi dan membentuk desa siaga bencana di beberapa daerah rawan bencana,” ungkapnya. Selain tanah longsor,tambahnya, Selain tanah longsor, tambahnya, hujan lebat disertai angin kencang juga menjadi ancaman tersendiri. Berdasarkan catatan BPBD, dalam paruh waktu Januari – April 2018 telah terjadi 17 peristiwa hujan lebat disertai angin kencang.
“Untuk angin kencang memang saat ini sudah tidak musim penghujan, namun karena adanya pola musiman dan perbedaan tekanan serta suhu, sering terjadi angin kencang. Untuk itu saya menghimbau kepada para wisatawan di pantai dan nelayan agar berhati-hati, sebab dengan kondisi angin seperti ini sering terjadi gelombang besar. Kepada masyarakat jika terjadi angin kencang hindari berteduh di bawah pohon besar,” jelasnya. Selama kurun waktu empat bulan ini, imbuh Bambang, tercatat sebanyak 65 bangunan yang telah mengalami kerusakan akibat adanya bencana alam tanah lonsor dan hujan deras yang disertai angin kencang. Untuk itu, dihimbau kepada masyarakat umum agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar.
“Sampai saat ini belum ada korban jiwa, semoga seterusnya juga tidak ada, begitu juga korban cedera, nihil. Untuk kerugian material yah mencapai ratusan juta. Karena Bencana memang tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir resikonya dengan masyarakat yang peduli lingkungan, misalnya tidak mengunduli hutan di perbukitan atau pegunungan, atau membuang sampah disungai. Mari sadar dan menjaga kondisi lingkungan sekitar”, pungkasnya.(Sur/yan)