Kota Malang

Mahasiswa UB Ciptakan Alternatif Bahan Pengawet Pengganti Formalin

Diterbitkan

-

Tim CS-LS FPIK-UB.

*Gunakan Asap Cair Tempurung Kelapa

Memontum Kota Malang—-Bahan pangan seperti ikan mengandung kadar air tinggi, mudah mengalami kemunduran mutu akibat mikroorganisme. Untuk mengawetkan ikan tersebut, digunakan formalin (Formaldehid) yang secara efektif dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Meski tidak diperbolehkan, mayoritas masyarakat sering menggunakan formalin sebagai penghambat bakteri pada makanan. Itu pun terlepas tahu atau tidaknya bahaya formalin, atau karena ingin meraup untung yang sebesar-besarnya.

Produk Asap Cair Tempurung Kelapa.

Produk Asap Cair Tempurung Kelapa.

Berawal permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB), yaitu Dysa Nurrachma, Chusnul Liyah, dan Mahbubur Rahman, mencoba mencari terobosan baru sebagai alternative bahan pengawet formalin, yaitu menciptakan asap cair dari tempurung kelapa, yang mereka namakan Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS).

Di bawah bimbingan dosen Dr. Ir. Hartati Kartikaningsih M.Si, mereka menggagasnya melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Kemenristekdikti. Ditetapkan nilai rendemen Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS) grade 3 sebesar 11,76 persen, dan grade 2 sebesar 11 persen, grade 1 sebesar 11,37 persen, dengan rata-rata efisiensi destilator sebesar 93,34 persen. “Memang telah ada metode pengasapan dengan cara meletakkan ikan di atas kayu yang diasapkan. Namun metode tersebut kurang efektif dan berpotensi menumbuhkan bakteri dari cemaran udara,” jelas Dysa Nurrachma, Ketua Tim CS-LS.

Pengaplikasian pada bahan pangan, khususnya hasil perikanan merupakan parameter yang penting sebagai penentu kualitas CS-LS sebagai bahan pengawet pengganti formalin yang aman digunakan. Mereka menggunakan 4 sampel uji berupa ikan Kembung segar ukuran 250-300 gram bentukan whole dan fillet, serta udang Vannamei kecil ukuran konsumsi bentukan whole dan butterfly. Pemilihan penggunaan konsentrasi 7,5 persen dan 10 persen, karena pada konsentrasi tersebut CS-LS dapat membentuk zona hambat.

Advertisement

Hasil penelitian pada konsentrasi CS-LS sebesar 7,5 persen dan 10 persen, diaplikasikan pada ikan dan udang bentukan whole dapat bertahan selama dua hari, sedangkan bentukan fillet dan butterfly dapat bertahan selama tiga hari pada suhu ruang. Masa simpan dapat diperpanjang dengan penyimpanan pada suhu rendah. Dibandingkan penggunaan ikan berformalin, bisa bertahan hingga 3-4 hari pada suhu ruang. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas