Sidoarjo
Wabup Dorong LP Ma’arif Kembangkan Pendidikan Berbasis Kultur Pesantren
Memontum Sidoarjo—– Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin berharap LP Ma’arif Sidoarjo mengembangkan pendidikan berbasis kultur pesantren seperti dicontohkan pendiri NU Hadratus KH Hasyim Ashari. Pendidikan fokus pengembangan karakter berbasis kultur pesantren diharapkan mampu menjadi solusi ummat khususnya pengembangan pendidikan NU.
“Ini penting untuk membentuk karakter pendidikan dan sekaligus agar terfokus,” terang Cak Nur sapaan akrab Wabup dalam acara Rapat dan Sarasehan Pendidikan bertema Prospek Pendidikan di Sidoarjo Menyongsong se Abad Nahdlatul Ulama di kantor PC LP Ma’arif Sidoarjo, Selasa, (23/10/2018).
Rapat yang dihadiri tokoh – tokoh pendidikan NU, Ketua PCNU Sidoarjo KH Maskhun, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo Asrofi dengan narasumber dari pakar pendidikan berbasis pesantren KH Miftahul Lutfi Muhammad dan pakar pendidikan Prof Akh Muzakki.
Cak Nur berharap, LP Ma’arif Sidoarjo menjadikan sosok Hadratus KH Hasyim Ashari bukan hanya sebagai teladan dalam dakwah tetapi juga sebagai teladan dalam pengembangan pendidikan, model pendidikan yang dirintis KH Hasyim Ashari terbukti sampai dengan hari ini mampu mencetak generasi yang berakhlakul karimah.
“Selain itu, yang paling penting lulusannya memberikan kontribusi besar dalam mengawal dan membangun bangsa,” imbuhnya.
KH Miftakhul Lutfi yang akrab disapa Gus Lutfi mengatakan tujuan pendidikan agar manusia bisa berdaulat dalam hal finansial. Yakni informasi dan berdaulat untuk dirinya sendiri menjadi manusia yang beruntung.
“Filosofi pendidikan adalah mendidik diri sendiri untuk jadi orang yang beruntung. Termasuk membiasakan membaca dan menulis, syarat wajib dalam menciptakan pendidikan yang berkualiatas,” ungkapnya.
Lebih jauh, Gus Lutfi menguraikan untuk melahirkan anak sholeh maka orang tuanya harus sholeh dulu. Baginya anak nakal ada sebabnya. Tugas orangtua dan guru bukan memarahi tapi mencari akar penyebab mendidik yang baik bukan dengan marah tapi dengan hati.
“Penyelesaian permasalahan pendidikan anak dengan pendekatan spiritul melalui pembenahan ibadah mahdoh dan membiasakan orangtua berperilaku sholeh. Jangan sekali-kali dalam mengajar atau mengulang anak punya niat atau tujuan agar anak itu pintar. Kalau mengajar niat mengajar saja. Untuk para pendidik niatkan yang ikhlas dalam mengajar,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sidoarjo Asrofi meyakinkan kepada para peserta saraehan kebijakan bupati dan wakil bupati di bidang pendidikan diantaranya penguatan pendidikan karakter, pendidikan inklusi ditingkatkan, orang tua dan masyarakat dilibatkan , pendidikan boarding school, dan tunjangan profesi guru sudah dimasukkan dalam peraturan daerah.
“Penguatan pendidikan karakter atau di pesantren disebut pendidikan akhlak. Pendidikan komunikasi yang baik, pendidikan yang mengedepankan musyawarah dan pendidikan yang mendorong anak menjadi kreatif,” tandasnya. Wan/yan