Sidoarjo
Volume Sedimen Buang Luar Kurang dari 1000 M3
Menakar Sedimen Normalisasi Sungai Bagebug (5/habis)
Memontum Sidoarjo—- Dinas PUPR Pemkab Sidoarjo selaku Kuasa Pngguna Anggaran tak mau mengambil resiko dalam mencairkan pembayaran proyek normalisasi sungai Bagebuk sepanjang 5 Km dengan nilai Rp 2,48 M. Pasalnya yang dimenangkan PT KAN (Kenpura Alam Nanggroe) Nangroe Aceh Darrusalam dikerjakan tidak sesuai dengan specifikasi seperti yang tertera dalam dokemen ULP Bagaian Pengadaan Barang dan Jasa Sekertariat Daerah Sidoarjo.
Seperti armada yang dioparasikan dalam melakasanakan pekerjaaan normalisasisepanjang 5 Km dengan yang melintasi 5 Desa willayah Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Candi. Pengerukan yang dumuiai dari Desa Ngaban dan Klurak ini hanya menurunkan 2 ekcavator padahal jika mengacu lelang harusnya mengoperasikan 4 ekcavator dan 4 truk untuk angkutan buang luar.
Tetapi faknya PT KAN baru menyiapkan 2 truk untuk mengangkut memanfaatkan buangan sedimen yang berada selatan jembatan Desa Balongdowo. Akhirnya disepakati buangan diangkut dengan 2 truk untuk dibuang ke lahan pemakaaman Desa Balongdowo dan lahan kosong di belakang Masjid Balonggabus.
Kades Balongdowo, Kecamatan Candi M Solik mengaku memanfaatkan sedimen pengerukan sungai Bagebug untuk perluasan makam desa.” Tanah sedimen dari pengeruka itu tidak membeli. Tanah itu dimanfaatkan warga untuk menguruk tanah kosong yang digunakan perluasan makam desa Balongdowo,” katanya.
Hasil invenstigasi di lapangan pembunagan sedimen normalisasi sungai Bahgebug tak lebih dari 1000 M3. Kalulkualasinya dalam 1 hari truk itu hanya mampu mengangkut 14 rit dengan muatan 7 M3 atau dalam sehari mampu mengangkut 98 M3. Jika menggunakan 2 truk maka sedimen yang diangkut 186 M3.
Padahal operator PT KAN hanya menurunkan truk pengangkutan hanya dalam waktu 5 hari. Maka sedimen yang diangkut keluar tak mencapai angka 1000 M3. Voleme buang luar ini jauh dari . Jumlah voleme galian 88 M3 itu seperti yang tertera dalam dokemen penawaran ULP, Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekertariat Daerah Sidoarjo yakni 83.
Dalam dokumen pekerjaan normalisasi sungai Bahgebug itu disebutkan ada 3 item pekerjaan yang dikerjakan oleh rekanan pemenang tender. tem pekerjaan itu adalah pekerjaan tanah yang meliputi galian tanah dengan ecavator dan ponton dengan volume 63.575 M3. Kemudian galian tanah dengan excavator dengan pembuangan menggunakan armada truk dengan voleme 23.548 M3 dan item dengan penahan turap atau gedek untuk menahan timbunan dengan voleme 600 M3.
Dengan data yang disebutkan diatas, dengan sistem kerja yang dilakukan hingga saat ini dimungkinkan pekerjaan itu tidak selesai. Hingga berita ini ditulis PT KAN hanya mengoperasikan 3 excavator namun 1 excavator tak dapat dioperasikan. Dari 2 excavator itu, 1 dioperasikan diselatan jembatan Desa Balongdowo dan satunya di sungai yang melintas di lingkungan Desa Kebonsari.
Dengan kondisi seperti ini, Direktur Wira Indoraya, Widia konsultan pengawas normalisasi sungai Bahgepuk menyatakan akan lebih ketat mengawasi proyek yang dikerjakan ketua Kadin Sidoarjo. Oleh sebab itu, pihaknya terus melaporkan progres ke Dinas PUPR selaku pemilik anggaran.
“ Kami tidak bermain-main dan tidak mau mengambil resiko dalam mengawasi normalisasi sungai Bahgebuk. Kami akan merekomendasi pembayaran proyek sesuai dengan voleme yang dikerjakan kontraktor,” terang Wdia yang juga Caleg Partai Demokrat yang berangkat dari Dapil II, Kecamatan Candi, Tanggulangin, Porong dan Kecamatan Jabon.
Penegasan yang sama diungkapkan Dinas PUPR Pemkab Sidoarjo. Kadis PUPR Pemkab Sidoarjo Ir Sigit Setiyawan didampingi Kepala Bina Manfaat Ir Bambang Tjatur Miarso menyatakan akan lebih ketat mengawasi proyek normalisai sungai Bahgebug. “ Kami akan membayar sesuai dengan voleme yang dikerjakan,” katany singkat. (fan/habis)