Minyak Cengkeh Sumawe Tembus Timur Tengah

Memontum Malang–Minyak cengkeh hasil produksi wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang selama ini sudah dikenal oleh kalangan masyarakat, khususnya wilayah Malang Selatan.

Seperti halnya Desa penghasil minyak cengkeh, Argotirto, Kedungbanteng, TambakAsri dan Sidoasri.

Proses pengolahan yang tidak begitu memakan waktu yang cukup lama, juga tidak ada segmentasi pasar yang ketat membuat para produsen di Desa Sidoasri tersebut tetap bisa bertahan hingga saat ini.

Salah satu  produsen, Tugirin mengaku dalam sehari dirinya mampu memproduksi minyak cengkeh sebanyak 8 hingga 12 Kilogram. Perbandingan yang lebih spesifik menurutnya jika 2 kwintal daun cengkeh maka akan menghasilkan minyak sebanyak 8 kilogram.

Untuk mendapatkan minyak yang berkualitas, Tugirin yang dibantu putranya bernama Andri Setiawan (14) itu mula-mula harus mendapatkan bahan baku utama berupa daun cengkeh yang sudah mulai kekuning-kuningan.

“Tidak ada daun cengkeh yang khusus, namun kalau sudah berwarna kekuning-kuningan itu yang kami gunakan,”jelasnya.

Setelah didapat daun yang akan diproses, langkah selanjutnya merupakan tahap penyulingan. Di tungku berdiamater sekitar 3 meter tersebut, uap dari daun cengkeh akan disuling hingga mengeluarkan sari daun cengkeh yang berbentuk minyak. Uniknya bara api yang digunakan untuk membakar tungku, Tugirin menggunakan daun cengkeh yang sudah kering.

 “Harus dengan daun cengkeh kering, supaya aromanya tetap kuat, ”imbuhnya.

Hingga saat ini, pemasaran yang dilakukan hanya melalui pengepul. Untuk 1 kilogram minyak cengkeh ia hargai Rp 154 ribu.

“Penjualan masih melalui pengepul, kami jual ke Dampit. Namun dari pengepul biasanya mereka jual ke Wilayah Timur Tengah seperti Saudi Arab, ”pungkasnya. (sur/oso)