Trenggalek
Wabup Arifin Jenguk Bayi Terbuang di RSUD Dr Soedomo
Memontum Trenggalek—Usai melakukan serangkaian kegiatan di awal kemunculan pasca dikabarkan menghilang, Wakil Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin beserta istrinya Novita Hardiny menjenguk bayi di buang di RSUD dr Soedomo Trenggalek.
Mengenakan kemeja putih dilengkapi dengan peci hitam, Wakil Bupati Trenggalek ditemani istrinya Novita Handini beranjak dari kediaman menuju Rumah Sakit Dr. Soedomo Trenggalek, guna melihat kondisi bayi dibuang yang ditemukan di pinggir jalan Kecamatan Durenan beberapa waktu lalu.
Setibanya di rumah sakit, Wakil Bupati termuda ini langsung disambut oleh Direktur RSUD Dr Soedomo Trenggalek, dr. Saeroni dan Kadinsos P3A Kabupaten Trenggalek, dr. Ratna Sulistyowati.
Ditemani jajarannya Nur Arifin segera menuju Ruang Matahari, untuk menjenguk bayi malang berjenis kelamin laki-laki ini.
“Hari ini saya ditemani istri mencoba melihat kondisi bayi yang dibuang beberapa waktu lalu. Dan memastikan jika kondisi kesehatannya membaik dan tidak terjadi apa – apa, ” ucap Arifin, saat dikonfirmasi, Rabu (23/1/2019).
Meski nama belum disematkan, bayi malang ini terlihat masih mendapatkan perawatan intensif di Ruang NICU. Bayi tersebut juga masih ditempatkan di dalam inkubator, beberapa alat medis juga masih nampak melekat ditubuhnya.
Tiba diruang Matahari, Mochammad Nur Arifin langsung mengambil antiseptik dirinya membersihkan tangan agar terhindar dari kuman yang bisa dibawa dari luar.
Tak lupa dirinya juga menanyakan perkembangan kondisi bayi ini kepada tim medis yang menangani. Doa bersama juga dipanjatkan agar bayi malang ini segera diberikan kesembuhan.
Usai menjenguk bayi ini menyebutkan kondisi secara keseluruhan, bayi ini masih dipantau secara intensif, karena lahir belum cukup umur, perkiraan 6 sampai 7 bulan.
“Masih ada infeksi dan dibantu alat pernafasan, terus belum bisa minum susu banyak juga, semoga semakin membaik, ” imbuhnya.
Diakui Arifin, kebutuhan medis akan dicoba dan selanjutnya akan dikoordinasikan dengan balai perlindungan dan anak, mengingat sudah ada 11 nama yang ingin mengadopsi bayi ini.
“Sedangkan hak-hak bayi seperti akta kelahiran dan kartu identitas anak akan segera kita urus, terangnya, ” kata Arifin.
Untuk pemberian nama, pihaknya juga masih akan berdiskusi, karena identitas itu sangat penting. Jangan sampai anak ini nantinya tumbuh hak-haknya masih dipertanyakan.
Ditanya mengenai nama, Arifin masih belum memberikan keterangan secara pasti. “Kalau Pak Kapolres menitipkan nama Didit sedangkan kita tadi menemukan nama Haidar atau Harimau, karena ditemukan awal di semak belukar, ” pungkasnya.
Tidak hanya menjenguk bayi yang dibuang, ditemani tim medis Nur Arifin dan istri juga menjenguk bayi lain yang mendapatkan perawatan yang sama.
Direktur Rumah Sakit, Saeroni menuturkan kondisi bayi ini semakin membaik. Dibenarkan olehnya ada beberapa alat yang memang masih melekat, seperti fentilator yang fungsinya membantu pernafasan.
“Karena lahir prematur, kondisi paru-paru kurang berfungsi secara sempurna, sehingga diperlukan alat bantu pernapasan ini. Namun kondisinya sudah membaik, ” tutur Saeroni.
Dikatakannya, kalau dulu di terapkan 100%, kini sudah berkurang jauh tinggal 30%. Kedepan akan di kurangi lagi sampai dengan bayi ini bisa bernafas spontan. (mil/yan)