Surabaya

Pemkot Didorong Keluarkan Kartu Surabaya Pintar

Diterbitkan

-

Memontum Surabaya–Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya didorong mengeluarkan kebijakan baru terkait penanganan SMA/SMK. Kebijakan itu bisa dikemas dengan Kartu Surabaya Pintar (KSP). Adalah Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi yang melontarkan demikian. Dia menjelaskan, KSP ini nanti menyasar warga miskin yang butuh biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK. Sebab, biaya SMA/SMK sejak penanganannya diambil alih pemerintah provinsi tidak gratis lagi.

“Saya memberi masukkan ke pemkot agar membuat Kartu Surabaya Pintar bagi warga tidak mampu untuk SMA dan SMK,” ujarnya, Rabu (20/2/2019).

Junaedi yang juga menjabat Ketua Fraksi Demokrat DPRD Surabaya ini menandaskan, basis data nantinya mengacu kepada data yang dimiliki oleh Dinas Sosial dan Bappemas. Kedua instansi ini harus memiliki data warga miskin dan anak putus sekolah.

“Tinggal koneksifitas antar OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Pemkot dengan bu wali,” tambahnya.

Advertisement

Junaedi mendorong kepada Pemkot Surabaya berkonsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait boleh tidaknya pemerintah memberi bantuan kepada siswa miskin SMA/SMK.

“Kalau belum yakin monggo konsultasi, karena kami sudah konsultasi ke kemendagri,” ungkapnya.

Dari konsultasi yang dilakukan, kata Junaedi, pemkota boleh memberi bantuan secara personel kepada siswa SMA/SMK yang kurang mampu. Bantuan personal itu tidak melanggar aturan.

Meski begitu, bantuan untuk siswa miskin jenjang SMA/SMK belum dianggarkan di APBD 2019. Tapi, jika Pemkot Surabaya berniat membantu, dana bantuan itu bisa diakomodasi melalu perubahan anggaran keuangan (PAK) 2019.

Advertisement

Junaedi mengapresiasi rencana Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggratiskan SMA/SMK. Wacana itu cukup bagus untuk menunjang keberlangsungan pendidikan siswa kurang mampu.

“Saya apresiasi dan mendukung rencana itu,” tandasnya.

Sementara itu, Iswati, warga Kalijudan Kecamatan Mulyorejo Surabaya menyebut sejak kewenangan pengelolaan SMA/SMK diambil alih pemprov, banyak muncul angka putus sekolah. “Alhamdulillah gubernur Jatim akan menggratiskan SMA/SMK. Kalau DPRD mengusulkan adanya Kartu Surabaya Pintar sebaiknya antara DPRD, pemkot dan pemprov koordinasi. Yang pasti kita menilai usulan Kartu Surabaya Pintar wujud adopsi Kartu Indonesia Pintar” tutup Iswati. (ano/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas