Pemerintahan
DPRD Jember Minta Pemerintah Atasi Kerusakan Jalan Sultan Agung dan Jembatan Kali Jompo
Jember, Memontum – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember meminta pemerintah kabupaten daerah, provinsi hingga pusat untuk segera mengatasi kerusakan jalan Sultan Agung (depan Rien Collection) dan kerusakan Jembatan Kali Jompo.
“Kami berharap penanganan segera dilakukan pemerintah daerah hingga pusat, agar warga masyarakat yang tinggal dan hendak melintas di kawasan Sultan Agung tidak lagi merasa was-was. Khususnya saat memasuki musim hujan,” kata Ketua Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto.
Menurutnya, kerusakan infrastruktur jalan Sultan Agung dan Jembatan Kali Jompo sudah sangat memprihatikan, sehingga jika tidak segera dilakukan penanganan serius, maka dikhawatirkan bakal terjadi insiden yang membahayakan keselamatan penghuni ruko maupun pengguna jalan.
“Perlu diperhatikan, bahwa ini membahayakan dan sangat merugikan. Karena disebelahnya bangunan-bangunan ruko berdekatan. Sehingga kalau tidak segera dilakukan antisipasi bisa-bisa mengakibatkan ruko roboh. Kalau informasinya balai pelaksana teknis jalan, ketika tidak diambil langkah-langkah antisipatif maka akan semakin parah. Tidak menutup kemungkinan juga akan ambruk ke sungai,” tambahnya.
Dia menambahkan, jika insiden ruko-ruko roboh akan menimbulkan korban jiwa. Untuk itu, sebelum peristiwa yang tidak diinginkan bersama terjadi, pihaknya meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menyiapkan langkah-langkah antisipatif meminimalisir sumber bahaya atau ancaman bencana.
“Kami akan agendakan untuk berkoordinasi dengan rekanan Pemkab Jember disertai rumusan-rumusan hasil rapat provinsi. Terlebih sebelum ini, provinsi sudah berkirim surat kepada kepala daerah, yang harapannya Pemkab Jember melakukan rapat lintas sektor bersama OPD dalam menangani persoalan ini. Kami juga meminta penghuni sadar diri memindahkan segala asetnya dan mengosongkan gedung ruko,” jelasnya.
Sementara salah satu warga asli yang tinggal di lingkungan setempat, Susiono mengaku, sejauh ini belum pernah terjadi apa-apa akibat kerusakan jalan dan jembatan di tempat tersebut.
Terkait kondisi ambrol sudah terjadi sejak lama, sempat pemerintah turun memasang bronjong di pinggiran sungai. Namun, setelah itu rusak lagi akibat curah hujan yang sangat tinggi dan terjangan banjir.
“Kalau sekarang nggak apa-apa ya, kami tau sendiri kan masih belum hujan lagi. Kalau ambrolnya itu sudah lama, sama Bu Faida dikasi Bronjong, ketika hujan lagi, banjir lagi ya habis lagi, mungkin karena kekuatannya sudah nggak ada,” ungkap Susiono.
“Toko mulai dari pojok ke arah tengah itu sudah nggak kuat, sudah menggantung semua, itu bergeser kira-kira sekian sentimeter gitu, pergeseran bangunan,” pungkasnya. (Kj1/yud/oso)