KREATIF MASYARAKAT
Dokter Umar Usman, Stunting di Kabupaten Malang Harus Ditangani Secara Holistik
Memontum Malang – Stunting merupakan masalah gizi yang saat ini tengah ramai dibicarakan. Stunting sendiri merupakan masalah yang diakibatkan karena seseorang tidak cukup mendapat asupan gizi yang berimbang sejak kecil atau bahkan sejak berada dalam kandungan.
Salah satu dokter yang mempunyai kepedulian terhadap kasus stunting atau kurang gizi di Kabupaten Malang, adalah dr Umar Usman. Wajar dia memperhatikan perkembangan masyarakat Kabupaten Malang, karena saat ini, dr Umar Usman mendapat amanah sebagai Ketua Tanfidziah NU Kabupaten Malang. Maka persoalan stunting ini juga menjadi persoalan umat di Kabupaten Malang.
Sebagai dokter, Umar Usman sudah pasti paham soal stunting dari sisi medis Bagaimana asal muasalnya, apa pula dampaknya. Perlu diketahui, stunting adalah salah satu permasalahan gizi tidak langsung yang dampaknya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
“Stunting itu penyebabnya masa lalu. Dalam artian, kekurangan gizi yang dialami seseorang saat masa pertumbuhan, atau juga bisa saat seorang anak masih berada dalam kandungan,” ujarnya.
Hingga saat ini masih banyak bayi yang terdeteksi menderita stunting di Kabupaten Malang. Ini harus segera disikapi. Karena bayi adalah bibit generasi bangsa yang kelak meneruskan kemajuan negara. Bagaimana bisa kompetitif jika bibitnya kurang gizi? Jelas tak bisa jadi bibit unggul.
Pertumbuhan fisik bayi atau anak bisa terhambat. Stunting bisa sebabkan daya tahan tubuh rentan, mudah sakit dan mudah infeksi. Jika berlangsung lama dan berkelanjutan, akan berdampak pada kemampuan motoris, mudah lelah dan kemampuan memori otak menjadi lemah. Jelas sulit menjadi generasi unggul jika, masih terdapat jejak kurang gizi pada diri seorang anak.
Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang menyebutkan, jumlah penderita stunting di Kabupaten Malang hingga akhir 2018 lalu mencapai 25.587 bayi. Angka tersebut diambil dari 140.637 bayi yang menjadi sampel atau 18,19 persen dari seluruh bayi yang ada di Kabupaten Malang.
Bahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menetapkan Kabupaten Malang termasuk 12 kabupaten dan kota yang mendapat perhatian khusus dalam hal penanganan stunting. Bagaimana dr Umar Usman melihat ini?
“Pertama jangan salahkan pemerintah, karena stunting adalah persoalan bersama. Kita harus melihatnya menyeluruh,” ujar dr Usman. Perlu kajian lintas sektoral, karena kurangnya asupan gizi itu banyak faktor penyebabnya. Jangan dibebankan pada satu atau dua dinas saja.
Selain itu, jika penanganan tidak holistik, pasti menyebabkan pemborosan anggaran. Karena setiap dinas akan mengeluarkan anggaran masing-masing. Jalan sendiri-sendiri, jelas tidak efektif.
Perlu dibentuk satgas khusus. Satgas Penanggulangan Gizi Buruk, atau apalah namanya. Di dalamnya terdapat ahli medis seperti dokter, ahli gizi, bidang pangan, lingkungan hidup, pertanian, pengairan dan dinas terkait lainnya.
Satgas khusus ini, komandonya langsung kepala daerah. Ini agar lebih efektif dan tepat sasaran. Karena stunting bisa juga disebabkan kurangnya kebutuhan air bersih dalam.jangka waktu lama. Penanganannya, tidak bisa hanya diserahkan Dinkes, tapi harus melibatkan dinas terkait termasuk PDAM. Karena kurangnya pasokan air bersih bukan hanya disebabkan ketersediaan air. Tapi bisa juga karena lingkungan yang tercemar dan gaya hidup yang tidak sehat.
Penanganan urgent harus dilakukan tim medis. Penanggulangan bisa dilakukan dengan terapi asupan gizi oleh Dinas Ketahanan Pangan. Intervensi Dinas Pendidikan juga perlu, karena stunting juga akan berpengaruh ketika masuk usia sekolah anak. Jajanan yang kandungan gizinya gak jelas, yang sehari-hari dikonsumsi juga harus diperhatikan.
Penanganan juga harus memetakan usia anak, geografis, sosial budaya dan ekonomi. Melihat faktor-faktor tersebut, dr Umar Usman mempunyai gagasan inovatif dan visioner, bahwa pemerintah daerah wajib membentuk satgas khusus. Lalu sejauh mana peran dr Umar sejauh ini?
“Sebagai Ketua Tanfidziah NU Kabupaten Malang, saya bisa menyampakan ke Bupati Malang atau ke Komisi Dewan yang membidangi kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai dokter dan warga Kabupaten Malang, diam-diam dr Umar Usman ternyata sering melakukan kegiatan peduli kesehatan yang dikemas dalam baksos dan pemeriksaan serta pengobatan bagi warga pra sejahtera.
“Ya gak sering juga. Karena saya juga harus menjalankan tugas pelayanan di RSUD.Tapi saya sempatkan karena saya.merasa terpanggil sebagai warga Kabupaten Malang,” kata Umar. (penulis: yanuar triwahyudi)