Adakah Keringanan Puasa Bagi Para Pekerja Berat?

Malang Memontum —Belakangan sering kita jumpai, warga pedesaan khususnya, saat  bulan suci Ramadhan masih saja  menjalankan aktifitasnya sebagai pekerja berat.Tentu saja,itu dilakukan demi kebutuhan hidup keluarga.

Seperti halnya kuli bangunan, tukang tebang tebu. Mereka harus berpanas-panasan hingga mengangkat beban berat. Apakah,

orang-orang seperti ini boleh meninggalkan puasa?

Berikut uraian Ustadz Abdul Karim S.Pdi, Pengasuh Madin Al-Falah Desa Ringinsari Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang…

Urai Abdul Karim, menurut  Syeh Zainuddin Al-Maliberi dalam kitap Ianatut Tolibin  juz 2 halaman 237 menerangkan, para pekerja berat itu boleh meninggalkan puasa, tetapi pada saat itu saja. Seusai Ramadan, mereka diwajibkan mengganti/qodho’ sesuai jumlah hari selama mereka tidak puasa.

“Puasa itu tidak dimaksudkan untuk menghalangi aktivitas harian, terlebih lagi aktivitas mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pasalnya, kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dapur tidak kalah wajibnya dengan puasa Ramadhan,” terang Abdul Karim Selasa (7/5/2019) siang.

  Tambah Abdul Karim,ada juga orang tidak berpuasa dan tidak wajib qodho’ yaitu orang sakit pada saat bulan Ramadhan,lalu meninggal dunia masih dalam suasana Ramadhan.

“Tetapi, jika dikemudian hari sembuh,mereka masih wajib mengganti puasanya,” ulas Abdul Karim.

  Juga dijelaskan, hukum itu intinya tidak memberatkan manusia.Tetapi justru memberikan solusi terbaik.

“Terkadang manusia itu sendiri yang salah pengertian dan itu dianggapnya memberatkan. Akhirnya mereka tidak puasa.Sekali lagi kami katakan,para pekerja berat itu boleh tidak puasa tetapi mereka diwajibkan men-qodho’/mengganti, ” papar ustadz sekaligus guru MTS Mambaul Ulum Gedangan ini. (sur/oso)