Kota Malang
Aktifkan Ketangguhan Pemakaman Mandiri, Wali Kota Malang Klaim Pemulasaran Lebih Efektif
Memontum Kota Malang – Demi mengurai penumpukan antrian pemakaman jenazah Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah mengaktifkan ketangguhan pemakaman mandiri. Hal tersebut juga dirasa mampu untuk mengantisipasi ketegangan di lapangan ketika jenazah Covid-19 belum juga dimakamkan akibat antrian yang banyak.
“Karena prosesnya memang ketika ada jenazah meninggal di atas pukul 22.00, pemulasaran akan dilakukan pagi harinya. Nah besoknya jika ada yang meninggal lagi, otomatis menunggu giliran, karena kemarin ada pasien yang meninggal di atas jam 10 malam,” terang Wali Kota Malang, Sutiaji, Jumat (16/07).
Baca Juga:
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
Sehingga hal tersebut menimbulkan penumpukan pada saat akan dilakukan pemakaman.
“Makanya kami sudah sampaikan di Standart Operasional Prosedur (SOP), jika masyarakat tidak sabar menunggu tim pemakaman, boleh dimakamkan secara mandiri. Bisa dibawa dengan ambulance yang sudah sesuai SOP, lalu dimakamkan oleh masyarakat dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Kalau tidak salah, kemarin sudah 4 yang melakukan ketangguhan pemakaman mandiri ini,” papar Sutiaji.
Diakui pemilik kursi N1 itu, tim pemakaman saat ini pun juga telah ditambah hingga 4 tim untuk percepatan.
Selain itu, Sutiaji menguraikan bahwa lambatnya pemakaman juga berasal dari faktor mobilitas tim yang tinggi.
“Ada yang ambil jenazah di sana, lalu dimakamkan di pemakaman A misalnya. Sedangkan jenazah lain, berbeda tempat. Inikan jadi membuat mobilitas lambat,” tambahnya.
Menurut politisi Partai Demokrat itu, warga Kota Malang masih banyak yang menginginkan pemakaman satu lokasi dengan pihak keluarga lainnya.
“Kalau di Jakarta kan terpusat satu lokasi saja, sehingga cepat. Tapi disini kendalanya masyarakat masih ingin jenazah dimakamkan dekat keluarga dan sebagainya,” imbuhnya.
Meski begitu, pihaknya menegaskan tak ada istilah yang membayar akan cepat terlayani. “Tidak ada seperti itu, kalau ketahuan yang memberi uang akan dilayani lebih dahulu, sedangkan yang tidak bayar malah tidak ditangani, nanti kami tindak. Yang penting kalau warga tau kejadian itu, sertakan bukti, lapor ke kami, pasti kami proses. Semua dilayani sama rata, jenazah kok dipermainkan,” ujar Sutiaji. (mus/ed2)