Lamongan
Antisipasi Banjir, BBWS Bengawan Solo Bakal Permanenkan Tanggul Kali Plalangan
Memontum Lamongan – Beberapa titik tanggul Kali Plalangan yang jebol akibat curah hujan tinggi di wilayah Lamongan beberapa hari lalu, tengah direncanakan dibangun tanggul permanen. Hal itu terungkap, saat Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Maryadi Utama, melakukan Sidak di Desa Tambakploso, Kecamatan Turi, Jumat (09/02/2024) tadi.
Disampaikan, bahwa pembangunan tanggul permanen tersebut untuk mengantisipasi tidak terulangnya kejadian serupa. Rencana pembangunan tersebut, diantaranya di Desa Plosowahyu, Kecamatan Lamongan, Desa Tambakploso, Desa Bambang dan Desa Pomahanjanggan di Kecamatan Turi.
“Penanganan banjir Sungai Plalangan di Kabupaten Lamongan, sudah dilakukan. Dua titik tanggul yang jebol, sudah ditutup dengan mengerahkan alat berat kami (BBWS Bengawan Solo). Tanggul darurat juga sudah dibuat, untuk mengatasi banjir. Kami juga langsung berkoordinasi dengan Pemda dalam penanganannya,” kata Maryadi.
Baca juga:
Saat ini, lanjutnya, rencana tersebut dalam tahap koordinasi antara BBWS Bengawan Solo serta Pemkab Lamongan untuk menentukan wilayah kewenangan serta besaran anggaran yang akan dikeluarkan.
Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menyebut, mengatakan bahwa jika sebelumnya Pemerintah Daerah telah melakukan penanganan kedaruratan dan penguatan tanggul yang jebol akibat debit air yang tinggi. “Kami, BPBD Lamongan, PU SDA (Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Alam) dan dinas-dinas terkait telah melakukan penanganan kedaruratan tanggul jebol akibat curah hujan tinggi yang terjadi pada malam sebelumnya, di tiga titik wilayah Kecamatan Turi,” kata Bupati Yuhronur.
Penanganan darurat tersebut, lanjutnya, mengerahkan alat berat untuk pengerukan dan pemadatan tanggul dengan material batu gunung (pedel) serta pemasangan bambu di bibir tanggul. Bahkan tidak hanya itu, dalam agenda kunjungan Kepala BBWS Bengawan Solo di Lamongan, juga dilakukan pembahasan penanganan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Semarmendem akibat back water dari Bengawan Solo yang berdampak di dua kecamatan. Yaitu, di Kecamatan Kedungpring dan Kecamatan Modo, yang meliputi delapan desa dengan luas lahan pertanian yang terdampak 135 hektar.
“Serta, penanganan banjir di Bengawan Jero, utamanya perbaikan pintu air di Sluis Kuro, yang mengalami kebocoran. Sehingga, mengurangi efektivitas operasional pompa banjir. (kom/son/sit)