Antisipasi Kebakaran, Rutan Kelas 2b Trenggalek Gandeng Damkar Gelar Simulasi

Memontum Trenggalek – Sebagai upaya pencegahan dan antisipasi adanya kebakaran, Rumah Tahanan (Rutan) kelas 2b Trenggalek menggelar simulasi penanganan kebakaran. Sebagaimana diketahui, kebakaran Rutan sempat terjadi di Lapas Kelas I Tanggerang beberapa waktu lalu.

“Hari ini sedikitnya ada 30 pegawai yang mengikuti simulasi kebakaran di Rutan Trenggalek. Kami juga bekerjasama dengan Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Trenggalek untuk melakukan simulasi penanganan kebakaran ini,” ujar Plt Kepala Rutan Kelas 2b Trenggalek, Dadang Rais Saputro, saat dikonfirmasi Selasa (28/09/2021).

Baca juga:

• Bersenjata Parang dan Pistol Mainan, Dua Pelaku Perampokan Minimarket Diringkus Polisi
• Pramuka Lumajang Bantah Tudingan Keterkaitan Soal Pengelolaan Donasi Erupsi Semeru
• 12 Aset Terpidana Korupsi Kredit Fiktif Disita Kejaksaan Negeri Kota Malang

Hal ini juga dilakukan dalam rangka menindak lanjuti surat edaran dari Kepala Divisi Pemasyarakatan Jawa Timur agar Rutan di daerah mengadakan pelatihan dan simulasi penanganan kebakaran. “Sebelum simulasi dilaksanakan, pegawai Rutan Kelas 2b diberikan pengetahuan mengenai cara penanggulangan dini kebakaran,” imbuhnya.

Dalam melakukan pemadaman kebakaran, tambahnya, dibutuhkan adanya suatu kesigapan. “Yang paling penting harus sigap dan memperhatikan bahan-bahan disekitar yang bisa kita gunakan untuk memadamkan api,” lanjut Dadang. 

Dirinya menilai, jika kondisi Rutan Trenggalek sejauh ini dalam keadaan aman. Bahkan potensi terjadinya kebakaran pun terbilang tidak ada.

Sementara itu, Kepala Satpol PP dan Damkar Trenggalek Triadi Atmono mengatakan bahwa kelalaian menjadi faktor utama penyebab terjadinya kebakaran. 

“Dari kebanyakan faktor penyebab kebakaran, yang paling utama adalah kelalaian,” terang Triadi.

Dalam pelatihan dan simulasi ini, petugas Damkar juga menjelaskan dasar-dasar penanganan kebakaran serta benda-benda yang berpotensi menjadi pemicu api. “Intinya, kita lebih waspada dan menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar jika ditemukan adanya titik api. Juga memberikan pelatihan terkait memadamkan api dengan aman dan dengan peralatan seadanya,” ujar Triadi. (mil/gie)