SEKITAR KITA
Awal 2022, Kasus DBD di Situbondo Tembus 58 Kasus
Memontum Situbondo – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Situbondo, mencemaskan. Kurang dari dua bulan pertama di tahun 2022, angka DBD telah menembus angka 58 kasus. Jumlah itu, merupakan angka kumulatif sejak 1 Januari hingga 18 Februari 2022.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Situbondo, Dwi Herman Susilo, mengatakan bahwa 58 kasus DBD itu tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Situbondo. “Memang merata di hampir seluruh wilayah kecamatan. Daerah yang tidak ada kasus sama sekali adalah Kecamatan Kendit dan Kecamatan Banyuglugur,” ujarnya kepada Memontum.com di ruang kerjanya, Senin (21/02/2022).
Dwi mengungkapkan, kasus terbanyak ada di Kecamantan Banyuputih, dengan 14 pasien. “Sehingga wilayah itu menjadi perhatian kita saat ini,” tambahnya. Bahkan sambung Dwi, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu telah merenggut 1 nyawa. Yakni warga di Kecamatan Situbondo.
Baca juga :
- Skybridge Penghubung Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Terus Dimatangkan
- Kantongi 12 Penyebab dan Alasan Anak Putus Sekolah, Pj Wali Kota Malang Tekankan Intervensi Penanganan
- Dishub Kota Malang Bidik Sisi Eks Bioskop Kayutangan Heritage Jadi Titik Parkir Pengajuan Lahan
- Dekatkan Sejarah dan Budaya ke Generasi Muda, Museum Daerah Lumajang Ajak Jelajah Candi
- Panen Jagung bersama Warga Desa Pagung, TMMD Kodim Kediri juga Perbaiki Akses Jalan Sawah
Dwi menyampaikan, penyebab tingginya kasus DBD di Situbondo dikarenakan perubahan musim dari penghujan ke kemarau. “Kabupaten kita Ini disebut daerah endemis, sehingga memang rentan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Dwi menerangkan, untuk menekan angka kasus DBD itu, pihaknya melalui Puskesmas yang ada di Situbondo sudah menyalurkan Abate ke masyarakat. “Obat anti larva nyamuk ini nantinya ditaburkan di bak mandi. Kemudian kita juga melakukan foging di sekitar rumah warga yang kena DBD. Karena penyakit ini kan penularannya melalui nyamuk Aedes Aegypti,” ujarnya.
Masih kata Dwi, pihaknya juga terus menyosialisasikan pola hidup sehat kepada masyarakat. “Kita sampaikan juga agar bak mandi itu dikuras seminggu sekali, kubur barang-barang bekas yang tidak terpakai karena itu menjadi sarang nyamuk. Jangan lupa 3 M plus (Menguras, menutup dan mengubur) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ujarnya. (her/gie)