Kota Malang
Banyak Pohon Tumbang, DLH Akan Tambah SDM dan Mobil Pemangkas
Memontum Kota Malang – Bencana pohon tumbang akhir-akhir ini kerap terjadi di Kota Malang. Hal tersebut membuat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto, angkat bicara. Disampaikan Wahyu, pihaknya akan tetap memaksimalkan pengeprasan, perapian, dan deteksi.
“Cuma kami minta juga kepada masyarakat, kalau di lingkungannya ada pohon yang sekiranya rawan, bisa melapor ke DLH. Namun mohon maaf kalau dalam penanganannya sedikit terlambat,” ungkap Wahyu, Kamis (17/03).
Keterlambatan itu diakui Wahyu, karena DLH memiliki keterbatasan alat dan personil yang dimiliki. Seperti mobil pemangkas pohon yang hanya 3, dimana 2 diantaranya sedang dalam perbaikan. Sedangkan personil terdiri dari 3 tim, yang berisi 7 hingga 8 orang per timnya. Lalu deteksi dini untuk pohon tumbang, Picus Sonic Tomograph yang dimiliki DLH pun, dalam kondisi baterai rusak.
“Kita memang ada kendala keterbatasan alat dan personil. Tapi alhamdulillah belasan titik yang terjadi di hari Minggu, (14/3) bisa kita tangani walau sampai jam 2 pagi,” jelasnya.
Baca Juga : Korban Pohon Tumbang Bisa Dapat Santunan dari DLH
Lebih lanjut, untuk mengatasi hal tersebut, Wahyu sudah berencana peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta mengajukan penambahan peralatan di Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Kita akan ajukan di PAK, penambahan mobil pemangkas. Kalau penambahan alat Picus Sonic Tomograph, coba kita koordinasikan dulu dengan pak Wali, karena ini kerusakan di baterai dan harus impor,” tambahnya.
Untuk estimasi harga mobil pemangkas, diungkap Wahyu sekitar Rp 1.7 miliar hingga Rp 2 miliar.
“Kalau bertahan hanya 1 mobil pemangkas ya tidak bisa. Paling tidak punya 2, karena cakupan wilayah cukup luas, 57 kelurahan di 5 kecamatan,” tegasnya.
Terakhir dirinya berpesan, bahwa masyarakat harus terus waspada, karena kondisi alam terkadang susah diprediksi. Pasalnya dari beberapa kasus pohon tumbang yang telah ditangani, ternyata kondisi pohon masih sehat. “Tapi bawahnya yang kropos, dan ada juga yang akar busuk,” urai Wahyu. (mus/ed2)