Kota Malang
Baru 1.696 Disabilitas Siap Vaksin, Dinsos-P3AP2KB Giatkan Sosialisasi
Memontum Kota Malang – Selain ikuti vaksinasi di Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, beberapa disabilitas juga mengikuti vaksinasi di beberapa puskesmas. Namun dari total 2.927 disabilitas tak semua siap menerima vaksin. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinsos-P3AP2KB, Penny Indriani, saat mendampingi Wali Kota Malang meninjau vaksinasi disabilitas, Rabu (18/08).
“Jumlah penyandang disabilitas seluruh Kota Malang yang tercatat di ada 2.927 tapi yang siap vaksin hanya 1.696,” ungkapnya.
Baca Juga:
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
Sedangkan yang sudah menjalani vaksinasi ada sekitar 136. Terdiri dari 40 disabilitas yang mengikuti vaksinasi di Universitas Islam Malang (Unisma) serta Universitas Brawijaya (UB), dan 96 disabilitas divaksin di Dinsos-P3AP2KB.
“Selain 96 di Dinsos-P3AP2KB hari ini ada 245 yang menjalani vaksinasi di beberapa puskesmas, seperti Puskesmas Dinoyo. Tapi karena masih berlangsung hingga siang ini, datanya belum masuk di kami” sambungnya.
Para penyandang disabilitas itu bisa mengikuti vaksinasi lantaran sudah terdaftar pada Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
“Dari LKSA kita minta data-datanya. Ada macam-macam yang mengikuti vaksinasi, mulai disabilitas tuna netra, agak berat, sampai ada yang sedikit ODGJ,” jelas Kepala Dinas berhijab itu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan banyaknya disabilitas yang belum siap tervaksin lantaran masih memiliki kesadaran yang minim.
“Kadang mereka beranggapan penyebab lumpuh atau cacatnya karena divaksin semasa kecil. Lalu ketakutan karena melihat pemberitaan hoax, selepas vaksin meninggal. Jadi macam-macam,” urai Penny.
Oleh sebab itu, pihaknya terus getol melakukan sosialisasi dengan menggandeng LKSA. Pasalnya, menurut Penny, para disabilitas lebih mudah menurut pada pengurus yayasan dibandingkan dengan Dinsos-P3AP2KB. “Kami terus berupaya mensosialisasikan pentingnya vaksinasi. Jadi LKSAnya kita panggil, kita kerjasama dengan yayasan. Kadang psikolog juga kita terjunkan untuk membantu sosialisasi,” urainya. (mus/ed2)