Kota Malang

BI Catat Potensi KPJU Unggulan UMKM

Diterbitkan

-

Kepala KPBI Malang, Azka Subhan, memaparkan potensi KPJU Unggulan UMKM. (rhd)

Memontum Kota Malang—Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Malang mencatat komoditas potensial di masing-masing daerah, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Baik secara umum di wilayah KPBI Malang, maupun secara khusus di wilayah Malang Raya. KPBI Malang membawahi 7 kota/kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur. Selain Malang Raya, juga di Kota/Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo.

Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan penelitian Baseline Economic Survei (BLS), sebagai upaya mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. “Informasi pengembangan potensi ekonomi daerah mengenai komoditas/produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial sebagai rekomendasi strategis bagi stakeholders, agar potensi unggulan daerah dapat dikembangkan. Penelitian BLS difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pelaku ekonomi mayoritas di daerah,” jelas Kepala KPBI Malang, Azka Subhan.

Melalui proses identifikasi, konfirmasi, dan analisis pendekatan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Borda dan Bayes, diperoleh 10 KPJU unggulan lintas sektoral di tingkat Provinsi. Sepuluh KPJU unggulan di tingkat provinsi Jawa Timur, diantaranya padi, aneka keripik, industri mebel, toko kelontong, ikan lele, batik, warung makan campur, jagung, bimbingan belajar, dan penjualan beras.

Selanjutnya, KPJU unggulan Kota Malang diantaranya tempe, industri makanan ringan/camilan, toko HP dan aksesoris, keripik buah, kue kering, toko elektronik, pakaian, pembuatan raket, warung ikan bakar, dan kafe/resto. Sementara Kota Batu, yaitu apel, aneka keripik/kerupuk, sari apel, wisata alam, kentang, wisata agro, warung makan campur, hotel melati, wortel, dan sari strawberry. Sedangkan Kabupaten Malang, yaitu padi sawah, aneka keripik (pisang, salak, nangka)/kerupuk, ikan tuna, udang, kopi bubuk, industri tahu, tebu, kue kering, dan toko kelontong.

Advertisement

Meski demikian, Bank Indonesia menekankan pentingnya political will atau keberpihakan pemerintah daerah (pemda) dan dukungan stakeholder terkait untuk memaksimalkan potensi komoditas-komoditas itu. Selain pemerintah, hasil penelitian itu juga disampaikan pada perguruan tinggi dan pelaku UMKM. “Perguruan tinggi, dinilai bisa mengambil peran besar dalam hal peningkatan kapasitas dan kualitas dengan mengembangkan teknologi terapan. Kalau potensi ini terpetakan, maka bisa dijadikan dasar kebijakan. Muaranya nanti tentu ke pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, kami juga memberikan hasil penelitian ini pada perbankan untuk memudahkan mereka menyalurkan kredit usaha,” terang mantan Kepala KPBI Bali itu. (adn/gie)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas