Kota Batu
BNN Kota Batu Ungkap 25 Pelajar Rawat Jalan dan Wajib Rehabilitasi, Apa yang Dilakukan Sekolah?
Memontum Kota Batu—–Masih banyak pelajar SMP dan SMA di Kota Batu yang terlibat dalam penyalahgunaan obat kesehatan dan narkoba. Untuk itu sekolah yang ada di Batu wajib membentengi diri supaya muridnya tidak terlibat dalam dunia hitam ini. Dikhawatirkan masa depan generasi muda di Batu akan dirusak oleh narkoba.
Suprantiyo Kepala Sekolah SMAN 1 Batu saat dihubungi mengaku terkejut. Tetapi sekolah yang dia pimpin mengaku sudah melakukan beberapa upaya pencegahan demi meminimalisir masuknya narkoba. Dari sisi pencegahan di sekolahnya hampir setiap tahun selalu melakukan tes urine pada siswa. Dipastikan siswa pun akan menjauhi narkoba karena takut.
“Kami lakukan itu, pada semua siswa termasuk yang baru. Jika terbukti atau positif menjadi penyalahguna narkoba, akan diberikan pada BNN untuk dilakukan pembinaan. Kami juga selalu berikan sosialisasi terhadap bahaya narkoba pada siswa. Pemateri dari Polres Batu dan BNN,” jelas Suprantiyo yang juga menjadi Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Batu, Minggu (29/4/2018).
Dirinya berharap, seluruh kepala sekolah SMP dan SMA lebih memperhatikan muridnya dan terus mengisi kegiatan sekolah dengan materi bahaya narkoba bagi masa depan mereka serta sanksi tegas. Sebab, masa-masa SMP dan SMA menjadi masa yang sangat rawan bagi pelajar/labil. Mereka sudah mulai mencari jati diri, rasa ingin tahu yang besar dan memperoleh perhatian dari teman sebayanya.
“Maka pihak sekolah dan orang tua harus maksimal mengawasi. Jangan sampai murid teribat narkotika. Kita harus bisa menggiring kepada hal yang positif. Itu benteng pertama bagi peserta didik, ” ucap dia.
Pantauan Memo X, dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batu, dari bulan Januari sampai April, sedikitnya 25 remaja yang menjalani rehabilitasi rawat jalan. Sedangkan di luar para pelajar tersebut, ada 25 orang yang juga menjalani perawatan akibat kecanduan narkoba.
Menurut AKBP Heru Cahyo Wibowo Kepala BNN Kota Batu, sekitar 25 peserta rehabilitasi berstatus pelajar saat ini semuanya menjalani rawat jalan. Selain itu, ada pecandu yang juga menjalani rawat jalan di Puskesmas sebanyak 20 orang. Sedangkan lima orang lainnya juga menjalani perawatan di rumah sakit Baptis.
” Jumlah pecandu yang menjalani rehabilitasi sebanyak 50 orang dan separo diantaranya pelajar. Mereka patut menjadi perhatian bersama. Dari yang masih berstatus pelajar itu, mayoritas mereka adalah pencandu yang hanya coba pakai. Semuanya mengkonsumsi pil doble L dan ada satu yang ganja. Satu pelajar putri yang lain laki-laki semua, ” jelas dia.
Dari pantuan BNN, faktor utama merkea tertarik mengkonsumsi narkoba yaitu pengaruh teman dan lingkungan. Awalnya hanya ingin tahu dan coba mengkonsumsi kemudian ketagihan.
” Banyak ingin coba-coba, dari 25 yang sekarang ini menjalani rawat, jalan adalah laporan dari sekolah. Kami kerjasama dengan guru BP, saat kami tes ternyata memang positif. Setelah itu kami rehabilitasi dan rawat jalan, “kata dia.
” Secara undang-undang mereka ini melanggar, namun unsur pembinaan akan kami dahulukan. Kami punya Tim Asesmen Terpadu (TAP), mereka kan tidak ada barangbukti lain. Hanya bukti positif saja, jadi hanya kami bina,” sambungnya.
Nantinya, ada 8 pertemuan konseling dalam rehabilitasi rawat jalan itu. Sampai pelajar ini, meninggalkan, dan tidak lagi menggunakan barang haram tersebut. Sebagai upaya preventif, kedepannya BNN Kota Batu juga akan bekerjasama dengan sekolah. Terutama menjelang tahun ajaran baru.
“Akan ada tes urine, namun semua tergantung dari sekolahnya. Karena untuk tes juga tidak murah,” kata dia.
Hal ini sebagai bentuk pencegahaan agar para siswa ini tidak menggunakan narkoba jenis apapun. Jika ada yang menggunakan lanjut, Heru setidaknya sekolah memberikan dukungan. Jumlahnya, memang tinggi, namun ada hadirnya BNN datang, dan pembinaan mereka akan berhenti dan penyembuhan bisa rehab jalan. Meski demikian, Heru berharap siapaun menjauhi narkoba.(lih/yan)