Kabupaten Malang
BPH Migas Lakukan MoU dengan PT Pindad
Dukung Kegiatan Pemerintah dalam Pengawasan Perindustrian PT
Memontum Malang – Bertempat di PT Pindad (Persero), Kelurahan/Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi) melakukan penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) dengan PT Pindad (Persero), Senin (16/11) tadi.
Acara yang dihadiri anggota DPR Komisi VII, Ridwan Hisjam dan Moreno Soeprapto serta Pejabat Eselon 1 PT Pindad (Persero), yaitu GM Munisi, Budhiarto, dalam rangka meningkatkan dan memperkuat pengawasan ketersediaan pendistribusian BBM dan usaha gas bumi melalui pipa serta meningkatkan kualitas peralatan penunjang Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi.
Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa, menjelaskan berdasarkan pengalaman di lapangan, bagaimana para oknum yang beberapa kali berhadapan membuat pihaknya harus siap sedia dalam membekali diri.
“Karena pengawasan kami seluruh Indonesia. Apalagi penyidik PNS (PPNS) kita, kalau tidak dibekali sesuatu tidak mungkin bisa bertindak dengan tegas. Maka, kita bekali perlengkapan senjata dan memang sudah sesuai aturan,” kata Fanshurullah.
Sebagaimana, tambahnya, tertuang pada peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017, PPNS yang diberikan kewenangan untuk melakukan kegiatan Penyidikan dan Penyelidikan Pidana Tindak Pidana Minyak dan Gas Bumi. Maka, dapat dibekali persenjataan untuk perlindungan diri serta penegakan hukum di masyarakat.
“Ada 30 PPNS dan kita menyiapkan 10 senjata, untuk alat perlindungan penegakan,” ungkapnya.
Selain itu, paparnya, tak hanya kepentingan dalam senjata. Namun, juga untuk industri hilir migas, PT Pindad (Persero) yang merupkan produsen memberikan dukungan penuh dengan kerjasama MoU ini untuk memberikan kelengkapan senjata dan membantu sektor industrial hilir migas.
“Harapannya ke depan, kita nanti yang terkait dengan hilir migas perlu mengedepankan teknologi yang di produksi oleh PT Pindad sebagai BUMN yang nanti pada tahun 2024 menjadi 100 industri terbesar di dunia,” tambahnya.
Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose, menyampaikan kalau ini merupakan peluang besar bukan hanya persenjataan saja namun juga disisi industrial produksi yang dimiliki oleh PT Pindad (Persero) sendiri.
“Intinya adalah bagaimana kita bisa lebih fleksibel dan menjaga kualitas produk. Ini point yang penting secara internal harus support dan harus bisa menghasilkan produk yang bermutu agar peluang ini tidak hilang,” tegas Abraham.
Persenjataan nonorganik yang disuplai untuk kebutuhan BPH Migas yakni seperti alat kejut listrik, senjata gas dan juga pengurangan kaliber dari normalnya.
“BPH Migas harus menjaga fasilitas negara ini dan dirinya mau tidak mau harus dilengkapi dengan senjata api. Kuncinya kita memproteksi dan menjaga fasilitas negara,” ujarnya. (riz/sit)