Kota Malang
Budi Ayuga Meninggal, Kota Malang Kehilangan Salah Satu Seniman Terbaik
Memontum Kota Malang – Rahmad Budiri atau yang lebih dikenal dengan nama Budi Ayuga (53) warga Jl TanjungbPutra Yudha, Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Senin (12/8/2019) pukul 15.00, meninggal dalam perawatan di IGD RSSA Malang. Seniman tari senior asal Kota Malang ini meninggal akibat luka bakar yang dideritanya pasca kecelakaan saat pentas apresiasi budaya kampung Claket, Sabtu (27/7/2019) malam.
Menurut keterangan Yongky Irawan, sahabat Budi Ayuga mengatakan bahwa pihaknya.mendapat kabar kabLau Budi Ayuga meninggal di ICU sekitar pukul 15.00. ” Saya dapat kabar kalau harusnya hari ini Pak Budi operasi dan cuci darah. Namun kondisinya ngedrop sekitar pukul 12.00 hingga akhirnya mendapat kabar kalau pukul 15.00, pak.Budi Ayuga meninggal,” ujar Yongky.
Diceritakan oleh Yongky sekitar 3 hari lalu, dia sempat berkomunikasi dengan Budi Ayoga melui sambungan telp. ” Melalui istrinya, dia sempat telp saya. Dia kuatir dengan program pegaleran ulang tahun sangar Budi Ayuga pada.akhir Agustus 2019.
Saya sempat berikan semangat supaya tidak usah kuatir dengan pegelaran ulang tahun itu, nanti dijalankan, anak-anak sudah kami siapkan. Walaupun sedang sekit, Pak Budi tetap memikirkan hal itu. Budi Ayoga Dencer rencananya akan berulang tahun 35,” ujar Yongky.
Menurut Yongky, bahwa Budi Ayuga memulai kalir nya di dunia komunitas jaranan di Sumbermanjing Wetan. ” Awalnya jaranan di Sumbermanjing Wetan. Setelah lulus kuliahndi seni rupa UM, dia mulai membentuk beberpa kegiatan. Kalau tidak salah pernah juga pakai nama Kitaro dan sebagainya. Selanjutnya dia memakai nama Budi Ayoga Dencer sampai sekarang,” ujar Yongky.
Diaebutkan bahwa bapak 2 anak ini sangat mengidolakan Guruh Soekarno Putra dimpentas seni. ” Dia mengigolakan Guruh. Sekitar Tahun 80-an dia sempat bertemu Guruh di Arjowilangun. Sekitar sehun ini dia bahkan pernah sepanggung dengan Guruh di Gedung Gajayana,” ujar Yongky.
Dedikasi Budi Ayoga untuk kesenian Kota Malang cukup besar. ” Bahkan saat apresiasi seni di kampung Claket, dia ikut dalam permainan ketoprak. ” Di sesi acara ketropak ada magic show hingga musibah ini terjadi, Pak Budi alami luka bakar. Dedikasi cukup besar. Tidak sekedar di Kota Malang, namun namanya sudah ditingkat nasional. Hanya saja Pak Budi tidak mau di Jakarta, tapi tetap memilih Kota Malang,” ujar Yongky. (gie/yan)