Pemerintahan

Bupati Lumajang Paparkan Perhutanan Sosial di Rakor Kemenko Kemaritiman

Diterbitkan

-

Sebut LMDH Wono Lestari omzet capai 17 miliar pertahun

Memontum Lumajang – Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, memaparkan perhutanan sosial Lumajang dalam Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Sinergitas dan Kolaborasi Kementerian atau Lembaga dengan Kemenko Kemaritiman dan Ivestasi beserta Kementerian Lingkungan Hidup RI di salah satu hotel di Bandung, Jum’at (27/11).

Cak Thoriq-sapaan Bupati Lumajang, menerangkan bahwa Kabupaten Lumajang memiliki potensi alam yang luar biasa, khususnya potensi hutan Lumajang. Oleh karenanya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, keseimbangan sosial dan dinamika sosial budaya, hutan di Lumajang dikelola sebagai perhutanan sosial yang salah satunya dilakukan oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wono Lestari, Desa Burno, Kecamatan Senduro.

Bupati menjelaskan, LMDH Wono Lestari menjadi contoh suksesnya pengelolaan perhutanan sosial. Omzet yang diperoleh LMDH, dalam pengelolaan perhutanan sosial mencapai Rp 17 miliar per tahun. LMDH sendiri, mengelola berbagai unit usaha seperti pisang kirana, produksi olahan keripik, industri susu sapi, ternak, kopi, Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) dan sadapan damar.
“Harapan kami semua stakeholders berkolaborasi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing terkait dengan pengelolaan perhutanan sosial ini,” kata Bupati.

Advertisement

Selain itu, terangnya, di kawasan tersebut juga dikelola Wana Wisata Siti Sundari, yang menjadi destinasi pariwisata unggulan karena menawarkan keindahan alam dan berbagai spot menarik di dalamnya. Bupati menjelaskan, bahwa tempat tersebut menjadi tempat geliat ekonomi baru yang turut menggerakkan perekonomian Lumajang.

Selain di Desa Burno, kawasan hutan yang dikelola adalah Bumi Perkemahan Glagah Arum di Desa Kandangtepus, Senduro. Perencanaan Buper Glagaharum sudah melalui proses Perjanjian Kerjasama antara Perum Perhutani, LMDH dan Pramuka Kwarcab. Lumajang. Di kawasan tersebut, juga direncakanakan pembangunan UIN Ahmad Shidiq, dengan program studi yang mencakup dan menunjang perhutanan sosial.

Bupati juga menjelaskan, bahwa Ranu Pani menjadi fokus utama yang dilakukan pengembangan. Ranu Pani masuk dalan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang memiliki potensi wisata yang cukup unggul karena menjadi transit pendakian Gunung Semeru, menawarkan view point yang menarik dan juga adat budaya tengger yang masih kuat.

Pengembangan yang akan dilakukan Pemkab Lumajang di Ranu Pani antara lain rest area, amphitheater, camping ground Ranu Regulo, peningkatan jalur pendakian, sky view Bantengan, Rest Area Ireng-Ireng dan pelebaran jalan ruas Burno-Ranu Pani.

Advertisement

“Agar pengelolaannya bisa optimal, agar dilakukan interkoneksi antar desa, LMDH dan kecamatan. Selain itu, ada intervensi pemerintah pusat dalam memaksimalkan potensi agrowisata, agroforestry dan silvopastural di Kabupaten Lumajang,” terang Bupati Lumajang. (adi/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas