Kota Malang
Butuh Peremajaan Alat, PMI Kota Malang Ajukan Anggaran Rp 2 Miliar
Memontum Kota Malang – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang tengah mengajukan anggaran pada Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sebesar Rp 2 miliar. Pengajuan itu dilakukan, untuk peremajaan alat pengelolaan darah.
Ketua PMI Kota Malang, Imam Buchori, menyampaikan bahwa dalam peremajaan tersebut tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar. Apabila itu dibiayai sendiri oleh PMI Kota Malang, maka beban yang ditanggung akan terlalu banyak.
“Anggaran tersebut kita ajukan di tahun 2024 ini dan untuk target realisasi di tahun 2025. Karena itu, kita mengajukan pada Pemkot Malang untuk bisa membantu kita. Untuk peralatan di UGD saja, harganya itu ada yang Rp 1,3 miliar dan ada yang Rp 600 juta. Tentunya itu tidak murah,” kata Imam, Selasa (27/02/2024) tadi.
Selain itu, salah satu alat pengelola darah untuk mengetahui beragam pengidap HIV Aids, Sifilis hingga Hepatitis B, itu tidak kurang dari Rp 1 miliar. Apalagi, dalam pemberian darah pada pasien harus bersih tidak ada penyakit apapun.
“Oleh karena itu biaya pengelolaan darah itu sangat besar sekali. Karena itu kita tidak menjual darah, tapi biaya pengganti pengelolaan darah istilahnya. Per kantongnya itu saat ini Rp 490 ribu, dari yang semula Rp 360 ribu. Itu sudah sesuai dengan ketentuan dari pusat,” jelasnya.
Untuk umur alat yang paling lama dimiliki oleh PMI Kota Malang, paparnya, yakni berusia 15 tahun. Padahal, seharusnya untuk alat-alat tersebut 5 sampai 10 tahun saja. Namun, tiap tahunnya dilakukan klasifikasi.
Baca juga:
“Sehingga, alat-alat itu perlu peremajaan. Saya kira itu masih bagus, karena setiap tahun kita ada klasifikasi. Jadi kita ukur, artinya kalau umurnya sudah tua, maka kita tidak pakai,” ucapnya.
Saat disinggung mengenai sumbangan dari PMI Nasional, Imam mengaku, bahwa tidak ada bantuan yang didapatkan. Baik itu dari PMI pusat maupun PMI Provinsi Jawa Timur. Hanya saja, dari Pemkot Malang mendapatkan dana hibah.
“Semula di tahun 2023 lalu, dari Pemkot Malang dapat Rp 700 juta. Kemudian di tahun ini, kita turun menjadi Rp 500 juta. Dana hibah ini, kita gunakan untuk pelayanan posko 24 jam, listrik, air minum dan lainnya. Mudah-mudahan yang kita ajukan Rp 2 miliar, nanti dapat direalisasikan,” imbuhnya. (rsy/sit)