Kota Malang
Cawali SAE Peduli Pengusaha Mebel Tunjungsekar
Memontum Kota Malang—Kepedulian calon Walikota Malang nomor urut 3, H Sutiaji-Sofyan Edy Jarwoko (SAE) terhadap kelangsungan usaha dan kehidupan sosial masyarakat Kota Malang patut diacungi jempol. Sayang sekali bila warga Kota Malang tidak memilihnya sebagai Walikota Malang untuk periode lima tahun kedepan.
Misalkan saja saat berkunjung ke Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Bung Edy panggilan akrab Sofyan Edy Jarwoko bertemu dengan pengusaha mebel dikelurahan setempat.
Bung Edy disambati soal penurunan pendapatan dari para pengusaha mebel. Bambang salah satu pengusaha mebel di Kelurahan Tunjungsekar mengatakan, tahun 1990-an jumlah pengusaha mebel di Kelurahan Tunjungsekar mencapai 1.304 orang.
Tapi saat ini tinggal 24 orang saja. “Mohon perhatian khusus dari Pak Edy nanti setelah terpilih menjadi Walikota Malang. Usaha mebel ini banyak menyerap tenaga kerja. Sayang kalau gulung tikar semua,” urai Bambang.
Diterangkan, penyebab utama sehingga usaha permebelan di Kelurahan Tunjungsekar teros merosot karena peralatan mesinnya sudah usang. Kurang tenaga terampil dan pemasarannya cara konvensional.
Menurut Bambang, pengusaha mebel di Kelurahan Tunjungsekar merindukan pemimpin yang peduli terhadap usaha rakyat.
“Semoga cita cita Pak Sutiaji dan Pak Edy ingin menjadi Walikota Malang dikabulkan oleh ALLAH SWT. Supaya ada perubahan kebijakan di Pemkot Malang. Khususnya yang menyangkut usaha mikro kecil,” pesan dia.
Menanggapi keluhan warga Kelurahan Tunjungsekar, Bung Edy menjawab dengana lugas, santun dan tegas. Menurut dia, perkembangan tekhnologi informasi telah merubah pola masyarakat dalam belanja mebeler.
Sehingga pengusaha mebel di Kelurahan Tunjungsekar harus mengikuti perkembangan tekhnologi. “Soal bantuan peralatan permesinan hal itu mudah untuk dilaksanakan. APBD Kota Malang sangay besar. Setelah terpilih menjadi Walikota Malang kita segera kordinasi dengan Kepala Dinas yang menangani masalah perindustrian dan usaha kecil,” jelas dia.
Dinas Perindustrian bisa menyusun anggaran untuk pengadaan mesi khusus mebeler. “Kita juga siap memberikan pelatihan kerja bagi remaja di Kelurahan Tunjungsekar supaya ahli dibidang permebelan. Termasuk latihan pemasarannnya,” sebutnya.
Soal permodalan kata Bung Edy, Pemkot Malang bisa memfasilitasi pelaku UKM di Kota Malang mendapatkan kredit dari bank penyalur modal usaha. “Prinsipnya kredit modal kerja sistem syariah dan zero riba,” sebut Bung Edy selalu mengebu gebu ketika berbicara soal konsep mensejahterakan warga Kota Malang lewat ekonomi produktif.
Kepedulian cawali nomor urut 3, SAE juga ditinjukan kepada warga Kelurahan Samaan dan Kelurahan Oro Oro Dowo, Kota Malang. Sutiaji bersama Bung Edy, Rabu (14/3/2018) sore meninjau jembatan gantung yang menghubungkan dua kurahan itu.
Tepatnya di Jalan Brigjend Slamet Riyadi, Kota Malang. Jembatan gantung yang membelah sungai Brantas iti dibangun atas swadaya masyarakat. Tapi kini kondisinya mulai rusak.
Papan kayu pada badan jembatan banyak yang lapuk. Baut dan mur pengikat kayu dibadan jembatan banyak yang putus. Sehingga secara umum kondisi jembatan sebenarnya kurang layak untuk dijadikan fasilitas penghubung.
“Kami prihatin dengan kondisi semacam ini. Mestinya Pemkot Malang segera peduli terhadap jembatan itu. Kalau tidak segera dibetulkan membahayakan masyarakat,” tegas Sutiaji.
Sesuai dengan visi-misinya menjadikan Kota Malang bermartabat. Maka dia ingin segera merenovasi jembatan penyebrangan yang dibutuhkan warga Kelurahan Oro Oro Dowo dan Samaan.
“Motivasi kami mencalonkan diri sebagai Walikota Malang ingin mengabdikan diri untuk warga Kota Malang. Soal perbaikan jembatan itu menjadi perioritas program kerja kami selama memimpin Kota Malang untuk lima tahun kedepan,” pesan Sutiaji. (man/yud)