Pemerintahan
Dewan Kota Batu Kecewa saat Sidak Pembangunan Pasar Sayur Tahap Dua
MEMONTUM KOTA BATU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batu pesimis jika proyek pasar sayur tahap dua selesai pada 28 Januari 2020. Saat melakukan inspeksi ke proyek pasar sayur tahap dua, anggota dewan tampak kecewa mendapati sejumlah pekerjaan yang tidak baik. Di antaranya elevasi lantai, sistem drainase yang buruk serta kondisi jalan yang dinilai kurang keras.
Wakil Ketua Koisi C DPRD Batu, Didik Machmud mengatakan, perlu ada penyempurnaan pekerjaan. Ia juga menyarankan agar pengembang menambah tenaga kerja supaya bisa mengejar waktu penyelesaian. DPRD Batu melalui Komisi C dan B berencana akan melakukan inspeksi lagi pada 20 Januari 2020.
“Kami sebagai DPR pesimis. Makannya kami jadwalkan kembali untuk inspeksi ke sini lagi pada 20 Januari. Kedatangan kami untuk melihat progresnya sejauh mana,” kata Didik, Rabu (8/1/2020).
Didik juga meminta agar elevasi lantai diperbaiki. Saat meninjau langsung kondisi pasar, Didik mendapati adanya genangan air di lantai pasar. Hal itu terjadi karena elevasi lantai tidak rata.
“Jangan sampai ada air yang menggenang. Tadi itu ada yang menggenang,” ujarnya.
Didik juga menyoroti jalan di dalam pasar yang dinilainya belum keras. Hal itu sangat riskan jika kondisi kering nanti, karena bisa amblas. Didik pun mengecek langsung dengan menancapkan besi pada jalan dan bawah los /stan. Hasilnya, terdapat tekstur yang belum padat.
Pelaksana Lapangan pembanguan pasar sayur tahap dua, Febri Artanto mengatakan kalau proyek pasar sayur tahap kedua sudah selesai 90 persen. Saat ini ada 34 pekerja yang menyelesaikan proyek. Berdasarkan usulan dari dewan, pengembang akan menambah sekitar 8 hingga 10 pekerja lagi.
Dengan penambahan pekerja itu, PT Bintang Wahana Tata, selaku yang mengerjakan proyek optimis bisa menyelesaikan pasar sesuai tenggat waktu. Kata Febri, bahan-bahan untuk menyelesaikan proyek sudah ada, tinggal pemasangan saja. Nantinya penambahan pekerja akan mempercepat pemasangan alat.
“Kami perbaiki secepatnya sesuai catatan yang disampaikan dewan. Kami kerjakan sesuai catatan yang sudah disampaikan. Kami maksimalkan penyelesaiannya sebelum tanggal 28 Januari 2020,” kata Febri.
Febri juga menjelaskan kondisi jalan yang belum keras. Katanya, jalanan yang dibangun merupakan bekas pondasi dan sudah dipadatkan. Namun kemudian harus digali kembali karena memasang saluran air yang mengarah ke belakang.
“Itu penyebabnya,” urainya.
Pihak pengembang mengaku telah menerima pembayaran termin ketiga dari Pemkot Batu. Febri mengaku mendapatkan pembayaran dari Pemkot Batu sebanyak Rp 173 juta pada akhir Desember lalu. Ia menambahkan persentase keseluruhan pembayaran proyek itu telah mencapai 80 persen.
Terkait nilai pembayaran termin ini, ada perbedaan antara Pemkot Batu dengan pengembang. Jika pengembang mengatakan mendapatkan dana kucuran Rp 173 juta, Pemkot Batu melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Batu mengatakan telah menggelontorkan Rp 1.2 M, bukan Rp 173 juta.
Kabid Cipta Karya Bangun Yulianto menegaskan kalau pihaknya telah mengucurkan dana sebanyak Rp 1.2 M pada termin ketiga akhir Desember 2019. Ia menegaskan tidak mengucurkan dana senilai Rp 173 juta.
“Kami sudah salurkanRp 1.2 M per Desember 2019. Begitu selesai, nanti ada lagi. Sisa 20 persen,” ujarnya.
Bangun berharap pekerjaan pembangunan pasar sayur tahap kedua bisa selesai secepatnya. Dengan segera selesainya proyek, akan berdampak besar bagi pedagang dan masyarakat.
“Percepatan kerja ini semua tergantung kontraktor,” paparnya.
Pembangunan pasar sayur tahap dua mulai digarap sejak 21 Juni 2019 dengan biaya Rp 5 miliar dari APBD Kota Batu. Proyek itu ditarget rampung akhir 2019. Namun target awal itu tidak sesuai harapan sehingga menambah waktu hingga 28 Januari 2020. Target 28 Januari pun diprediksi DPRD Batu meleset. (bir/yan)