Sidoarjo
Dinkes dan USAID Kerjasama Tekan Penurunan AKB dan AKI di Sidoarjo
Memontum Sidoarjo – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sidoarjo bekerjasama dengan United States Agency for International Development (USAID) atau Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Selasa (6/8/2019). Kerjasama ini dalam rangka penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Materinya yakni desain program upaya penurunan AKB dan AKI serta penyebab utama kematian ibu dan bayi.
Kepala Dinkes Pemkab Sidoarjo drg Syaf Satriawarman, Sp Pros mengatakan ada 12 standar pelayanan minimal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 4 Tahun 2019 yang wajib di selesaikan bidang kesehatan. Tiga diantaranya ditujukan untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir.
“Isinya setiap ibu hamil, setiap ibu bersalin dan setiap bayi baru lahir harus mendapat pelayanan sesuai standar,” katanya.
Selain itu, lanjut Syaf berdasarkan datanya, AKI Tahun 2016 sebesar 66,34 per 100.000 kelahiran hidup ada 24 kasus, Tahun 2017 naik menjadi sebesar 82,62 per 100.000 kelahiran hidup ada 30 kasus dan Tahun 2018 sebesar turun menjadi 62,23 per 100.000 kelahiran hidup ada 23 kasus. Sedangkan AKB mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2016 sebesar 4,26 per 1.000 kelahiran hidup ada 154 kasus, Tahun 2017 sebesar 6,27 per 1.000 kelahiran hidup ada 198 kasus dan Tahun 2018 sebesar 4,25 per 1.000 kelahiran hidup ada 157 kasus.
“Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah AKI dan AKB. Hal ini sesuai dengan Perda Nomor 01 Tahun 2016 tentang Perbaikan Gizi dan Pemberian ASI Eksklusif merupakan produk hukum yang mendukung upaya penurunan AKI dan AKB. Termasuk adanya tiga Satgas. Yakni Satgas Pemberdayaan Masyarakat, Satgas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Satgas Pelayanan Kesehatan Rujukan,” imbuhnya.
Syaf menguraikan Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang kematian ibu dan bayinya tinggi. Karena itu dibentuk Forum Penurunan Kematian Ibu dan Bayi (PENAKIB). Yakni forum Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Sidoarjo. Disamping itu dibentuk kerjasama dengan USAID melalui konsultasi penyebab kematian, workshop penetapan prioritas masalah, minilokakarya penetapan lokal solusi, FGD desain lokal solusi dan peran multi pihak, workshop minimela (penyusunan Monev), lokakarya aplikasi SICANTIK, Penguatan Peran PENAKIB Sidoarjo dalam upaya penurunan AKI dan AKB.
“Harapannya jumlah kematian ibu turun kurang dari 20 kasus dan jumlah kematian bayi turun kurang dari 125 kasus. Karenanya kami butuh dukungan semua pihak agar percepatan penurunan AKI dan AKB di Sidoarjo berjalan lancar,” tegasnya.
Sementara Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah mengajak semua komponen untuk mendukung upaya preventif di bidang kesehatan yang diawali dari diri sendiri dan lingkungan keluarganya. Berdasarkan datanya peningkatan AKI dan AKB telah diperbaiki dan perlu ditingkatkan dengan terobosan untuk menekan AKI dan AKB serendah mungkin.
“Kami menghimbau kepada lintas sektor dan lintas program untuk merumuskan solusi prioritas terkait dengan masalah penurunan AKI dan AKB,” tandasnya. (Wan/yan)