Bangkalan
DPRD Sumba Tengah Belajar Pengelolaan Garam ke Bangkalan
Memontum Bangkalan – Produksi garam di kabupaten Bangkalan selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Dengan menggunakan sistem geo membran tingkat produksi garam semakin meningkat. Apalagi, ada sistem produksi rumah prisma yang bisa menghasilkan jumlah produksi berlipat. Hal itu menjadi penilaian bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) berkunjung ke Bangkalan, Selasa (26/3/2019).
Belasan anggota dewan beserta sekretaris dewan kabupaten tersebut belajar tentang sistem pengolahan produksi garam. Sebab, potensi penghasilan garam di Sumba Tengah hampir sama dengan Bangkalan. Baik secara geografis dan cuaca alam. Sebab tingkat suhu panas di wilayah NTT mencapai 30 derajat celcius saat musim kemarau. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi Sumba Tengah untuk bisa mengembangkan dan meningkatkan produksi garam daerah.
Wakil Ketua DPRD Sumba Tengah, Bakar Jeremani saat berkunjung ke Bangkalan Madura menyampaikan keinginan agar daerahnya bisa memproduksi garam. Sebab, saat ini pengembangan garam di Sumba Tengah masih belum signifikan. Dengan adanya kunjungan kerja ke Bangkalan dan memantau langsung tempat produksi garam bisa menjadi penilaian pengembangan di wilayahnya.
“Perlu diketahui luas wilayah kabupaten Sumba Tengah hanya 1.869 km persegi. Sebanyak 82 ribu penduduk dengan Jumlah APBD Rp 500 Milyar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita Rp 22 Milyar. Oleh karena itu, kunjungan kita ingin tukar pendapat dan pengalaman soal pengelolaan garam,” jelasnya.
Dia menambahkan, selama ini Kabupaten Sumba Tengah mengelola sistem produksi garam secara tradisonal. Padahal, potensi petani garam masih sangat menjanjikan. Sebab itu, pentingnya kunjungan kerja dan mengetahui langsung proses produksi garam di Bangkalan menjadi penilaian bagi anggota DPRD untuk meneruskan pengembangannya di wilayah Sumba Tengah.