Berita Nasional
Empat Bandara di Flores NTT Ditutup Paska Erupsi Gunung Lewotobi, 10.295 Jiwa Dilaporkan Terdampak
Memontum NTT – Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah menetapkan status tanggap darurat imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki selama 58 hari, terhitung 4 November sampai 31 Desember 2024. Keputusan tersebut tertuang melalui Keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024.
Diketahui, Gunung Lewotobi Laki-Laki Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Senin (04/11/2024) dini hari. Korban meninggal dunia akibat letusan gunung tersebut, diketahui berjumlah 10 orang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan bahwa korban meninggal sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan. “Diketahui, korban meninggal 10 orang,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, bahwa dirinya kini sedang berada di lokasi kejadian. Disampaikan pula, bahwa upaya pencarian korbqn pada puing-puing bangunan yang hancur tertimpa batu-batuan dari puncak Gunung Lewotobi, juga masih terus berlangsung.
Sementara itu, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia Cabang Kupang juga melaporkan empat bandara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak beroperasi sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. “Ada empat bandara yang ditutup dengan adanya erupsi Gunung Lewotobi,” kata General Manager Airnav Cabang Kupang, I Nyoman Oka Wiraman.
Baca juga :
Empat bandara itu, diantaranya Bandara H Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, kemudian Bandara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka dan Bandara Frans Seda Maumere Kabupaten Sikka. Untuk Bandara Frans Seda Maumere, sudah tidak beroperasi selama kurang lebih dua bulan lebih sebagai dampak dari erupsi gunung tersebut. Kemudian untuk tiga bandara lainnya, diputuskan tidak beroperasi sementara setelah adanya surat dari pihak maskapai yakni Wings Air, yang membatalkan sejumlah penerbangan ke tiga lokasi tersebut.
Dirinya juga mengatakan, pihak maskapai khawatir adanya debu vulkanik berdampak pada keselamatan penerbangan.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan BNPB akan berkoordinasi langsung dengan Kementerian Perhubungan terkait dengan pembaharuan penutupan bandara imbas erupsi gunung di Kabupaten Flores Timur itu. “Perkembangannya nanti kami sampaikan pada update konferensi pers berikutnya,” ujarnya.
Muhari menyebut, bahwa jika saat ini tercatat 10 orang meninggal dunia. Dirinya juga mengungkap aktivitas vulkanik gunung api berketinggian 1.584 mdpl yang terjadi pada dini hari itu berdampak pada sejumlah desa di dua kecamatan. Bahkan, terdapat enam desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru Kedang. Kemudian, satu desa di Kecamatan Ile Bura, yakni Desa Dulipali.
Masih menurut Muhari, sebanyak 2.734 KK atau 10.295 jiwa terdampak erupsi, dengan rincian di Kecamatan Wulanggitang 2.527 KK atau 9.479 jiwa dan Ile Bura 207 KK atau 816 jiwa. “Ini bukan jumlah pengungsi, tetapi ini jumlah warga terdampak di tujuh desa ini,” ujarnya. (gie)