SEKITAR KITA

Empat dari Delapan Angkutan Sekolah Gratis untuk Pelajar di Trenggalek Tak Beroperasi karena Anggaran

Diterbitkan

-

Empat dari Delapan Angkutan Sekolah Gratis untuk Pelajar di Trenggalek Tak Beroperasi karena Anggaran

Memontum Trenggalek – Sejumlah Angkutan Sekolah Gratis (ASG) di Kabupaten Trenggalek, akhirnya kembali beroperasi. Angkutan yang disediakan untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas khususnya pelajar bawah umur, sebelumnya sempat vakum karena penyebaran Covid-19.

Kasi Angkutan Orang dan Barang atau Khusus Dinas Perhubungan (Dishub) Trenggalek, Didik Budi Susilo, mengatakan jika program angkutan sekolah gratis ini kembali beroperasi sejak Juli 2022 kemarin. “Untuk saat ini, hanya dua armada jenis bus ditambah dua mini bus, yang mulai dioperasikan untuk mengantarkan pelajar SD dan SMP khusus di wilayah perkotaan,” ucap Didik, Selasa (09/08/2022) sore.

Disinggung terkait tidak beroperasinya semua ASG, Didik mengaku, jika hal itu karena keterbatasan anggaran yang ada. Karena, pandemi Covid-19 kemarin, turut berdampak pada refocusing anggaran di semua OPD. Tidak terkecuali, di Dinas Perhubungan Trenggalek.

“Kalau untuk jumlah armadanya, di sini ada delapan unit. Akan tetapi, karena keterbatasan anggaran, hanya empat armada saja yang beroperasi saat ini. Jadi, sementara kita menyesuaikan dengan anggaran yang ada,” imbuhnya.

Advertisement

Terkait penambahan anggaran operasional ASG, Didik mengaku, saat ini Dinas Perhubungan masih berupaya melakukan koordinasi pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Dengan begitu, semua armada bisa kembali beroperasi seperti sedia kala. Terlebih, kondisi pandemi Covid-19 yang semakin membaik dan ditambah semua tingkat sekolah mulai PAUD/TK, SD, SMP maupun SMA, sudah melakukan pembelajaran tatap muka (offline).

Baca juga :

“Tahun ini belum ada tambahan. Namun, kami akan berkoordinasi dengan bagian anggaran agar bisa menambah anggaran untuk mengoperasikan semua armada. Selain itu, dengan adanya kenaikan BBM jenis dexlite yang tidak bisa diprediksi, yang akan menghambat pengoperasian armada,” terang Didik.

Dari empat armada yang sudah beroperasi, sambungnya, terdapat empat titik pemberangkatan yang berbeda. Yakni, armada bus 1, berangkat dari Kecamatan Tugu, 1 armada bus berangkat dari Desa Dawuhan, 1 minibus berangkat dari Kecamatan Bendungan tepatnya di Kantor Desa Sumurup dan 1 minibus berangkat dari Desa Sumberdadi.

“Untuk pemberhentian terakhir bus sekolah, ada di SMP 1 Trenggalek. Sedangkan di wilayah kecamatan di luar kecamatan kota, dicover dengan mengunakan sewa angkutan perdesaan. Totalnya, ada sebanyak 33 armada, namun itu belum beroperasi keseluruhan,” jelasnya.

Advertisement

Lebih lanjut Didik menambahkan, mengingat animo siswa untuk naik bus sekolah cukup tinggi, maka layanan ASG akan dilakukan pendataan melalui sekolah masing-masing. “Kemarin kita lakukan pendataan ulang, karena ASG sudah mulai beroperasi. Ini bertujuan, agar tidak terjadi penumpukan penumpang. Akan tetapi, kalau ada tempat kosong, tetap bisa masuk walaupun tidak ada di dalam daftar list,” kata Didik.

Pada dasarnya, ujar Didik, jumlah bus sekolah yang ada saat ini masih kurang untuk melayani para pelajar. Idealnya, harus ada tambahan armada. Akan tetapi, hal itu dirasa tidak mungkin, karena mesti menguras APBD.

“Kalau berbicara mencukupi atau tidaknya, yang pasti tidak mencukupi. Karena, jumlah murid yang ada di Trenggalek kurang lebih 900 siswa. Sementara armada yang dioperasikan hanya empat unit. Itu artinya, hanya bisa mengcover sekitar 10 persen saja dari jumlah siswa yang ada,” paparnya.

Perlu diketahui, dalam sehari bus sekolah ini hanya mampu beroperasi satu kali untuk pergi pulang (PP) mengangkut siswa di SMP wilayah perkotaan. (mil/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas