Kota Malang
Febrian Dicky Kurniawan Sandy dan Naila Atifa Asrif, Suka Matematika, Harumkan MTsN 1 Kota Malang
Memontum Kota Malang — Guna meraih prestasi siswa-siswi MTsN 1 Kota Malang, tak harus pihak sekolah yang berinisiatif penuh. Perlu dukungan pihak orang tua siswa, agar kemampuan dan talenta bertanding siswa lebih berkembang. Banyak aspek yang bisa dilakukan secara gotong royong untuk mewujudkan kerjasama tersebut. Seperti halnya informasi lomba akademik dan non akademik yang diperoleh orang tua, diteruskan ke sekolah sebagai tambahan informasi dan tindak lanjut.
Salah satunya, ajang American Mathematical Olympiad (AMO) dan Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO), yang digelar pada bulan Desember 2017 di salah satu sekolah di Malang, sebagai tuan rumah seleksi ajang tingkat nasional tersebut, dimana jika lolos akan naik ke tingkat internasional yang berlangsung di negara penyelenggara.
Orang tua dari Febrian Dicky Kurniawan Sandy (kelas 7K) dan Naila Atifa Asrif (kelas 7A) merasakan manfaatnya. Dicky berhasil lolos seleksi dengan meraih medali perunggu di ajang AMO dan medali perak di ajang TIMO, sementara Naila berhasil meraih medali perak di ajang TIMO.
“Alhamdulillah, saya lolos seleksi ajang AMO dapat medali perunggu dan ajang TIMO dapat medali perak. InsyaAllah jika orang tua mengijinkan dan mampu, saya akan berangkat ke Thailand untuk seleksi final TIMO. Biayanya cukup besar, sekitar belasan juta. Dari sekolah, insyaAllah dapat uang saku,” jelas Febrian Dicky Kurniawan Sandy.
Anak ketiga dari 3 bersaudara, buah pasangan Lamidi SH, dan Rebut Rhokhanah Psi ini mengaku, suka angka dan matematika sejak usia TK. Kemampuan jam terbang dalam berbagai lomba sudah teruji dengan baik. Berbekal beberapa kali perlombaan, bocah kelahiran Pasuruan, 2 Februari 2006 ini mengaku pernah menjuarai AMO, SASMO, ASMO, OSN dan lainnya, ketika mulai menginjak kelas 3 hingga kelas 6. Pun pengalaman di kelas 7 MTsN 1 Kota Malang.
“Kalah itu sudah biasa. Tetapi bagaimana mengatur mental dengan belajar melalui pengalaman beberapa kali ikut lomba. Dan ketika kelas 7 di MTsN 1 Kota Malang, saya mendapatkan kesempatan lagi dalam beberapa lomba. Salah satunya mendapatkan medali perunggu AMO dan medali perak TIMO untuk grade SMP/MTs,” jelas alumni SDN 002 kota Samarinda ini.
Sementara itu, Naila Atifa Asrif mengaku senang matematika sejak kelas 4, lalu kelas 5 mendapatkan juara KNMR dan OMSI. “Ya senang aja sama matematika. Asyik. Saat kelas 6, memang saya tidak ikut lomba karena konsentrasi ujian kelulusan. Baru di kelas 7 MTsN 1 Kota Malang ini saya mendapatkan kesempatan ikut OMN dan TIMO, dimana dalam kompetisi tersebut saya meraih medali perak untuk kedua ajang,” jelas anak kedua dari 3 bersaudara, buah pasangan M. Asrif Putra dan Happy Maharani.
Keduanya menceritakan pengalaman seru di TIMO. Yakni tentang soal bahasa Inggris yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Pun ketika nantinya saat di Thailand, menggunakan bahasa Thailand yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris. “Tentunya harus paham bahasa Inggris. Peraih medali emas hingga perunggu boleh berangkat atau tidak ke Thailand pada 21 Februari nanti. Sebab biaya akomodasinya belasan juta rupiah,” ungkap dara kelahiran Surabaya, 19 Juni 2005 ini. (rhd/yan)