Kabar Desa
Flashback Balai Desa Tulungrejo, dari Bangunan Villa Pengusaha Jerman Jadi Sekolah Rakyat dan Cagar Budaya
Memontum Kota Batu – Keberadaan Kantor Balai Desa Tulungrejo di Kecamatan Bumiaji, ternyata menyimpan sejumlah historis. Bahkan, siapa sangka jika sebelum dialih fungsikan sebagai pusat layanan pemerintahan desa di tahun 1955, bangunan ini adalah bangunan villa milik seorang pengusaha es krim bernama Profos asal negara Jerman.
Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, mengatakan bahwa keberadaan Balai Desa Tulungrejo dibangun sejak 1909. Bangunan yang masuk dalam cagar budaya ini adalah milik orang kaya yang dahulunya tinggal di Bondowoso.
“Jadi, bangunan Balai Desa Tulungrejo ini dalam sejarahnya sebuah villa milik pengusaha es krim yang bernama Profos. Di mana, Profos ini seorang warga negara Jerman yang tinggal di Bondowoso,” terangnya, saat di ruang kerja di Kantor Balai Desa Tulungrejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Minggu (27/08/2023) tadi.
Sedangkan, tambahnya, di era kemerdekaan dahulu, siapa sangka bangunan ini sempat di bumi hanguskan. Sehingga, sempat terbengkalai dalam waktu yang lama dan saat itu pemilik villa, sudah tidak mengunjungi lagi. Baru sekitar tahun 1943, bangunan villa itu dimanfaatkan untuk sekolah rakyat di Desa Tulungrejo.
Baca juga:
“Selama berdirinya sekolah rakyat di Desa Tulungrejo dari tahun 1943, baru kemudian kembali beralih fungsi. Tahun 1955, dialihfungsikan menjadi Balai Desa Tulungrejo. Karena, sekolah rakyat sudah dibangunkan di tempat lain,” tuturnya.
Sejak villa itu dijadikan balai desa, jelas Suliono, bahwa dirinya merupakan kepala desa yang ke lima menjabat di desa itu. Ini dikarenakan, jabatan kepala desa sempat terhenti disebabkan kareteker yang terlalu lama saat pemberontakan PKI pada 1965.
Sementara, tambahnya, pada tahun 2016 lalu, ahli waris dari Profos pernah mengunjungi Balai Desa Tulungrejo untuk bernostalgia. Kemudian, menunjukkan bahwa ruang kerja kepala desa dahulunya adalah kamar tidur. Dan, resepsionis tempat pelayanan balai desa adalah merupakan ruang tempat makan.
“Sampai hari ini, kami belum pernah merubah bangunan sama sekali. Hanya memperbaiki plafon, karena Balai Desa Tulungrejo ini masuk dalam cagar budaya,” paparnya. (put/sit)