Pemerintahan
Green Operator Training, PT BSI Tambah Rekrut Karyawan Ring Satu
Wujud Tanggung Jawab Sosial Diapresiasi Disnakertrans
Banyuwangi Memontum – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Banyuwangi mengapresiasi langkah PT Bumi Suksesindo (BSI) merekrut tenaga kerja asli Banyuwangi. Khususnya warga yang ada di lingkungan tambang emas, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran sebagai tenaga kerja non staf.
Apresiasi tersebut seperti diungkapkan Kadisnaker, Alam Sudrajat saat launching Green Operator Training, bertempat di Site Tujuh Bukit, Sabtu (4/7/2020) siang.
Kadisnaker Saiful Alam Sudrajat mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah PT BSI yang mengkaryakan warga yang ada di lingkungan tambang emas ini.
“Ada 69,9 % lebih karyawan PT BSI berasal Banyuwangi, khususnya warga dari ring satu ini. Sekarang merekrut kembali tenaga operator alat berat yang berasal dari Desa Sumberagung, sebuah desa tempat pertambangan emas ini,” ujar Alam Sudrajat.
Sementara Manager Human Resource PT BSI, Adi Firdaus mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, tahun ini pihaknya memutuskan menggelar program pelatihan kerja atau on job training (OJT) untuk kebutuhan operator alat berat.
Meskipun jumlah peserta dibatasi, minat masyarakat untuk mendaftar dan mengikuti seleksi cukup tinggi. Dari 72 pendaftar yang mengikuti seleksi, terpilih enam orang—terdiri atas tiga wanita dan tiga laki-laki, untuk mengikuti program pelatihan selama 2 tahun.
“Kami menyeleksi warga terdekat dengan perusahaan dan karyawan level nonstaf (helper atau crew) yang berperilaku baik, bertekad kuat, dan berkeinginan menjadi operator alat berat di pertambangan,” kata Manager Human Resources PT BSI, Adi Firdaus.
Peserta program ini dipilih dari mereka yang benar-benar pemula, yang sama sekali belum menguasai perihal alat berat.
“Trainer kami akan melatih mereka sampai menguasai alat berat sekaligus aspek-aspek keselamatan yang dibutuhkan,” kata Adi.
Saat ini hanya ada seorang operator wanita aktif di site Tujuh Bukit, sehingga keikutsertaan peserta wanita dalam program ini bisa menambah jumlahnya sekaligus menunjukkan bahwa wanita juga bisa mengerjakan pekerjaan “laki-laki”.
Selama masa pelatihan, peserta ini mempelajari teknik-teknik dasar pertambangan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan pengoperasian alat berat: khususnya articulated dump truck (ADT). Hasilnya, mereka diharapkan dapat membentuk pekerja yang terlatih serta berdedikasi tinggi dalam pekerjaan dan penerapan K3.
Sementara itu, Senior Manager External Affairs PT BSI, Sudarmono menjelaskan program ini sangat strategis bagi perusahaan karena menjadi bagian dari pengembangan sumber daya manusia di sekitar lokasi tambang sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebelumnya, program sosial perusahaan diarahkan pada delapan bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM): pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan riil atau pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial dan budaya, lingkungan, kelembagaan komunitas, dan infrastruktur.
“Ini merupakan program perdana di BSI. Semoga bermanfaat bagi para peserta dan keluarganya,” katanya. (tut/oso)