Lamongan
Inovasi Pandu Siskamaya Lamongan Dilirik Maluku Tenggara
Memontum Lamongan – Produksi ikan yang mencapai 139.547,48 ton di tahun 2020, mengantarkan Kabupaten Lamongan sebagai penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Realita itu juga, yang kemudian menarik perhatian DPRD Kabupaten Maluku Tenggara, untuk berkunjung dan melakukan studi terkait pengembangan sektor perikanan tangkap dan budidaya, serta inovasi Pandu Siskamaya (Produk Andalan Usaha Berbasis Ikan Lamongan Jaya), Selasa (07/12/2021).
Kedatangan rombongan DPRD Maluku Tenggara yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Albert Efruan, ini diterima secara langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Lamongan, KH Abdul Rouf di Ruang Rapat Airlangga Sekretariat Daerah Kabupaten Lamongan.
Diungkapkan Albert, kedatangannya bersama rombongan ke Lamongan, sudah dibidik untuk harus dilakukan. Mengingat, 70 persen wilayah Maluku Tenggara adalah laut dengan potensi ikan yang banyak namun belum dikemas dengan baik, baik itu dari segi pengolahan maupun regulasi.
“Pengelolaan perikanan di Lamongan sangat luar biasa sedangkan kami belum makasimal. Kami berkeinginan untuk mempelajari strategi pembangunan sektor perikanan, juga terkait Pandu Siskamaya dan penempatan kawasan di Lamongan,” ungkap Albert.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Sementara itu, Wabup Lamongan menjelaskan, bahwa potensi yang terdapat di Lamongan cukup besar. Pemkab Lamongan telah membuat kebijakan-kebijakan strategis dengan membangun berbagai sarana prasarana sesuai potensi alam yang dimiliki. Selain itu, strategi yang pertama yakni penentuan branding.
Branding sendiri, tambahnya, dianggap penting sebagai komitmen program, juga untuk mempermudah pemerintah dalam mensosialisasikan kegiatan kepada masyarakat. “Branding program itu perlu, karena tanpa nama tentu kita akan sulit untuk mensosialisikan pada masyarakat terkait program tersebut. Selain itu, menemukan positioning daerah juga perlu. Di Kabupaten Lamongan terdapat banyak jenis ikan, ada 30 hingga 40an. Otomatis dengan keadaan seperti ini kita tidak mungkin memilih industri pengalengan karena tidak strategis. Oleh karena itu kita buat unit-unit pengolahan ikan ini. Mengetahui positioning ini perlu diperdalam, untuk membuat kebijakan,” terangnya.
Selain itu, diungkapkan Kyai Rouf, bahwa selain Pandu Siskamaya yang dikembangkan dengan strategi pengolahan mutu, perluasan pemasaran, juga branding, di Lamongan memiliki 1.238 unit pengolahan ikan dengan besar jumlah ikan yang dikelola yakni 89.179,36 ton. Selain ikan, di bidang perikanan Lamongan juga memiliki garam yang saat ini dikelola dengan menggunakan sistem prisma. Sehingga, meski di musim penghujan pun Lamongan tetap bisa memproduksi garam. “Saya senang sekali hari ini dapat dikunjungi DPRD Kabupaten Maluku Tenggara. Kami mengucapkan terima kasih. Semoga, segala informasi yang diperoleh dari kunjungan kerja ini dapat membawa manfaat bagi Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku,” paparnya. (zud/zen/sit)