Kota Malang

Kemenristekdikti Tetapkan Polinema Peringkat Pertama Perguruan Tinggi Vokasi Terbaik se-Indonesia

Diterbitkan

-

Wakil Direktur II, Dr Eng Anggit Murdani, ST, MEng. (rhd)

Memontum Kota Malang – Kemenristekdikti merilis Pemeringkatan Perguruan Tinggi Non-Vokasi dan Vokasi 2019, termasuk PTN dan PTS, pada 6 September lalu. Dalam rilis kategori Pemeringkatan 100 Perguruan Tinggi Vokasi (Politeknik dan Akademi) Terbaik 2019, Politeknik Negeri Malang (Polinema) berhasil menduduki peringkat pertama sebagai perguruan tinggi vokasi terbaik se-Indonesia di antara ribuan Politeknik dan Akademi di seluruh Indonesia.

“Sebelumya, Kemenristekdikti mengumumkan pemeringkatan perguruan tinggi secara umum. Pada 6 September lalu, diumumkan Perguruan Tinggi Vokasi yaitu untuk Politeknik dan Akademi. Alhamdulillah, kita menduduki peringkat pertama. Ini prestasi membanggakan bagi bidang kemahasiswaan, dimana ini juga berkat banyaknya prestasi mahasiswa,” seru Wakil Direktur II, Dr Eng Anggit Murdani, ST, MEng, kepada SERU.co.id, di ruang kerjanya, Jumat (13/9/2019).

Anggit Murdani (kanan), didampingi Joko Santoso. (rhd)

Anggit Murdani (kanan), didampingi Joko Santoso. (rhd)

Disebutkan Anggit, sapaan akrabnya, Kemenristekdikti hanya mengumumkan Perguruan Tinggi non Vokasi pada 2018. Namun, pada 2017 diumumkan Perguruan Tinggi non Vokasi dan Vokasi, dimana Polinema saat itu hanya menempati urutan ke-99.

“Tentunya ini suatu kemajuan yang sangat pesat. Dengan diumumkannya raihan tersebut, tentunya akan mendorong dan memacu kinerja PT untuk lebih baik. Sedangkan bagi Polinema, bagaimana upaya untuk lebih meningkatkan agar tetap mempertahankan posisi pertama tersebut,” beber Anggit.

Dalam pemeringkatan tersebut, lima besar perguruan tinggi vokasi terbaik diduduki oleh Politeknik Negeri Malang (Polinema), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), Politeknik Negeri Bandung (Polban), dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

Advertisement

Disebutkan Anggit, poin pemeringkatan menyasar pada kelembagaan 20 persen, pengakuan rekognisi / penghargaan non lomba (nasional dan internasional) 10 persen, lomba diluar Kemenristekdikti 30 persen dan didalam Kemenristekdikti (Belmawa) 40 persen.

“Faktor utama penentu pemeringkatan tersebut ialah kinerja atau raihan mahasiswa selama menempuh studi di perguruan tinggi vokasi tersebut. Dengan titik berat pada output dan outcome mahasiswa,” sebut Anggit, didampingi Kabag Humas Polinema, Joko Santoso.

Untuk terus mendukung dan meningkatkan prestasi mahasiswa, Direktur Polinema mengeluarkan kebijakan anggaran berbagai aktifitas dan penghargaan bagi mahasiswa untuk terus berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik di level internasional, nasional, dan propinsi. Tergantung grade dan relevansinya.

“Nominal keseluruhan sekitar Rp 8 M. Nilai ini ditingkat Politeknik paling besar, namun sangat jauh dari PTN. Dana itu diperuntukkan bagi 13 UKM, 7 HMJ dan 2 lembaga BEM. Hasilnya bisa kita rasakan bersama saat ini dengan Skor Kemahasiswaan Polinema 1,9 sekian,” bebernya.

Advertisement

Faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu tingkat softskill yang dimiliki mahasiswa berprestasi. Beberapa hal kongkrit yang akan diupayakan Polinema adalah membina para mahasiswa sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.

“Softskill sangat berpengaruh. Bagi perusahaan, mahasiswa yang lolos PIMNAS, softskill dan hardskillnya pasti diyakini terbaik. Sehingga mereka mudah dan siap diterima perusahaan, karena perusahaan sudah percaya akan kemampuannya. Dan pendidikan karakter itu bagian dari softskill,” tandasnya. (adn)

 

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas