Kabar Desa
Kenaikan Harga Bunga Tabur TPU di Kota Batu Tak Pengaruhi Animo Penjual Bunga untuk Makam
Memontum Kota Batu – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H, penjual bunga tabur di depan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sisir, Kecamatan/Kota Batu, mulai menjamur. Dimana, harga modal dan penjualan bunga tabur sendiri, naik dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
Seperti dikatakan Ngatipah (68), salah seorang penjual bunga tabur asal Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, bahwa berjualan bunga tabur saat mendekati Lebaran sudah menjadi kegiatan rutinnya sejak empat tahun ini. “Saya berjualan bunga tabur sudah empat tahun ini. Saya jual diantaranya Bunga Mawar, Kenanga dan Sundel ditambah Melati juga Bunga Kantil,” terangnya, saat ditemui di lapaknya depan TPU Sisir, Kecamatan/Kota Batu, Kamis (20/04/2023) tadi.
Mengenai harga, tambahnya, saat musim Lebaran seperti ini harganya lebih mahal dibanding hari biasa karena banyak dicari orang. “Kalau hari ini atau saat jelang Lebaran, harganya mahal dibandingkan hari biasa. Biasanya orang mencari bunga di hari biasa, itu seperti Kamis Kliwon atau malam Jumat Legi tetapi itu tidak sebanyak dicari orang seperti saat Lebaran seperti ini,” tambahnya.
Baca juga :
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
Untuk harga modal, ujarnya, naik dua kali lipat dari hari biasa. Seperti khusus Bunga Mawar, dijualnya Rp 35 ribu perikatnya karena harga modal juga mahal. Kemudian, Bunga Sundel dibelinya dengan harga modal Rp 200 ribu perkilo dan kalau hari biasa, harga modalnya hanya Rp 80 ribu.
Sedangkan, tambahnya, Bunga Kenanga harga modal kalau hari biasa sebesar Rp 60 ribu, kini juga naik mrnjadi Rp 200 ribu. Untuk itu, Ngatipah mengungkapkan saat hari biasa modal berdagang bunga tabur Rp 500 ribu sudah cukup. Tetapi saat Lebaran seperti ini, persiapan modal berdagang bunga lebih dari Rp 1 juta.
Ngatipah menjelaskan, apabila barang masih ada (sisa penjualan) tidak dibawanya pulang, tetapi ditabur di kuburan tempatnya berdagang. “Ya kalau bunga tidak habis dijual, maka lebih baik saya tabur ke kuburan. Jadi, tidak saya bawa pulang. Tentunya, dari berjualan bunga tabur depan TPU ini, saya berharap mendapatkan keuntungan. Meskipun saat harga mahal seperti ini banyak pembeli yang menawar harga lebih murah,” jelasnya. (put/gie)