Trenggalek
Kepulan Asap Jerami Serang Pasien RSUD DR Soetomo Trenggalek
Memontum Trenggalek—Kepulan asap hasil pembakaran jerami menghujani kawasan RSUD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek. Akhirnya pasien yang jumlahnya mencapai ratusan tersebut beberapa harus dievakuasi pada ruang tak berdampak serius polusi asap itu. Ada lebih sekitar 40 pasien penyakit dalam di 2 ruangan yang terdampak akibat kepulan asap tersebut. Hingga akhirnya petugas keamanan rumah sakit berupaya mematikan api yang sengaja dibakar para petani di beberapa tumpukan.
Saat ini kasusnya masih menjadi polemik tersendiri bagi Rumah Sakit berplat merah ini. Menindaklanjuti hal tersebut, tindakan sementara yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah melakukan koordinasi dengan pihak terkait , baik Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Trengalek, Dinas Satpol PP dan Damkar serta beberapa pihak yang akan segera didatangi.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Humas RSUD Dr Sudomo Kabupaten Trenggalek Sudjiono, mengatakan perilaku petani penggarap sekaligus penyewa lahan sawah milik Pemkab Trenggalek tersebut sering kali dilakukan usai panen setiap kali musim panen tiba. Bersamaan itu, bencana polusi asap akibat dibakarnya jerami dari ratusan kubik ini mengamcam RSUD Dr Soedomo.
“Kejadian ini selalu terjadi saat musim padi tiba. Usai panen, para petani melakukan pembakaran jerami dengan dalih efisiensi saja, ” ucap Sudjiono, Rabu (28/3/2018). Lebih lanjut, tindakan persuasif yang dilakukan pihak RS kepada para petani yang lahan sewanya milik Pemkab Trenggalek dan berlokasi persis di samping timur serta selatan kawasan RSUD Dr Soedomo.
“Kita sudah lakukan pembicaraan dengan para petani yang membakar itu. Tapi berkali kali kita minta untuk tidak membakar, malah mereka berdebat dengan petugas kami, ” imbuhnya.
Untuk itu pihaknya kini sedang membahas langkah yang terbaik agar semua pihak tidak dirugikan dari peristiwa itu. Terutama berkoordinasi dengan Dinas Satpol PP dan Damkar serta Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Trengalek.
“Selanjutnya akan segera dilakukan pembicaraan dengan instansi yang terkait dalam masalah ini. Solusi terbaik yang kita harapkan,” pungkas Sudjiono. (mil/nay)