Kabupaten Malang
KKN UM Gelar Pelatihan Pembuatan Kompos di Patokpicis Wajak, Bahan Baku Sampah & Tahi Ayam
Memontum Malang—–Kelompok KKN Universitas Negeri Malang(UM) menggelar pelatihan pembuatan kompos berbahan baku sampah dan kotoran ayam di Dusun Klakah Desa Patokpicis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini dapat dukungan penuh dari masyarakat,berfokus pada pengolahan sampah organik.
Salah seorang KKN menjelaskan, bahwa potensi sampah organik Desa Patokpicis khususnya Dusun Klakah ini sangat besar yaitu berupa kotoran ayam. Melihat potensi yang dimiliki Dusun Klakah, kelompoh mahasiswa KKN mencoba memanfaatkan potensi kotoran ayam tersebut menjadi hasil berupa produk yang dapat dimanfatkan oleh masyarakat Desa Patokpicis.
Sebagian besar masyarakat Dusun Klakah menyambung hidup sebagai peternak ayam. Pekerjaan ini sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat Dusun Klakah dan masyarakat dusun-susun lain di Desa Patokpicis. Peternakan ayam di Dusun Klakah telah berkembang begitu pesat, bahkan terdapat salah satu warga yang memiliki hingga 20 kandang dengan total keseluruhan ayam mencapai 50.000 ayam. “disini banyak mas kalau kandang, bahkan punya haji Kosiin sampai 50.000 ekor mas”, ujar salah seorang peternak. Terdapat keunikan di Desa Patokpicis ini, diantara beberapa dusun yang ada di Desa Patokpicis hanya Dusun Klakah yang memilik perternakan ayam yang sangat berkembang pesat. Sehingga industri peternakan ayam ini menjadi faktor pertumbuhan ekonomi khususnya di dusun Klakah
Perkembangan peternakan yang pesat ini justru meninggalkan beberapa masalah sekaligus potensi, yaitu limbah hasil ternak berupa kotoran ayam. Kotoran hasil lembah ternak hingga saat ini sering dijual ke pabrik pupuk dengan harga yang minimal. Memang sampai saat ini para peternak dan juga warga belum mempunyai bekal pengetahuan untuk mengolah limbah ternak mereka sendiri. Sehingga mereka lebih memilih untuk menjual langsung kepada pabrik. Seperti yang disampaikan oleh salah satu warga, harga kotoran ayam yang dijual kepada pabrik untuk satu karung dihargai Rp4000. Maka dari itu potensi limbah organik ini harus dipandang sebagai suatu potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui upaya memproduksi sendiri pupuk kompos.
Selain dijual ke pabrik, limbah ternak tersebut juga seringkali langsung dijadikan pupuk tanpa melalui proses pengolahan. Limbah ternak khususnya kotoran ayam yang tanpa melalui proses fermentasi atau pengolahan masih mengandung senyawa antibiotik yang berbahaya bagi tanaman. Agar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos maka kotoran ayam harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan senyawa antibiotik yang masih terkandung didalamnya. Namun hal seperti ini masih belum banyak disadari oleh masyarakat Dusun Klakah. Melihat kondisi demikian, kelompok mahasiswa KKN memberikan solusi melalui pengolahan sampah limbah kotoran ayam menjadi pupuk.
Proses pembuatan dan pengolahan limbah ternak kotoran ayam sangat sederhana, prosesnya dapat dilakukan oleh masyarakat tanpa mengeluarkan banyak biaya. Namun proses pengolahannya membutuhkan bahan penunjang. Bahan-bahan tersebut meliputi kotoran ayam, tetes tebu, air kelapa yang sudah tua, dan bakteri EM4. Ketiga bahan tersebut terlebih dahulu dicampur menjadi satu dengan kadar 25% air kelapa dan tetes teb untuk 1 liter air kelapa.
Terdapat dua cara untuk mengolah limbah organik ini, yaitu dengan teknik mengubur dan menutup. Teknik mengubur dilakukan dengan menggunakan media tanah untuk mengubur limbah organik. Sementara teknik menutup dengan menggunakan media plastik untuk menutup limbah organik. Namun kesempatan ini kelompok Mahasiswa KKN menggunakan teknik mengubur.
Penggunaan teknik mengubur terlebih dahulu harus menyiapkan lahan kosong sebagai media untuk mengubur limbah organik. Pertama yang dilakukan adalah membuat lubang kisaran 2×3 meter yang digunakan utnuk mengubur kotoran. Setelah beberapa bahan dicampur, kotoran terlebih dahulu dimasukkan kedalam lubang. Kemudian kotoran tersebut disiram menggunakan cairan dari hasil campuran ketiga bahan tersebut sampai basah. Setelah itu kubur kotoran menggunakan tanah kembali. Bisa juga menggunakan limbah organik lainnya, jadi bukan hanya kotoran ayam saja yang dapat dijadikan bahan baku utama, limbah organik lainnya pun dapat dijadikan sebagai bahan, misalnya kotoran sapi, kambing, dedauan, buah-buahan, dll. Kemudian limbah organik yang dikubur ini siap dipakai dengan indikator tanahnya telah gembur. Kurang lebih memakan waktu satu bulan.
Beberapa bahan tersebut bermanfaat, seperti halnya air kelapa digunakan untuk proses fermentasi kandungan senyawa kimia yang masih terdapat di kotoran ayam tersebut. Karena limbah kotoran ayam masih mengandung beberapa senyawa antibiotik yang berbahaya bagi tanaman apabila tanpa melalui proses fermentasi terlebih dahulu. Sementara itu tetes tebu digunakan untuk mempercepat proses fermentasi dan bakteri EM4 berguna untuk proses peningkatan unsur hara didalam tanah dan kotoran ayam, sehingga sangat baik untuk dijadikan pupuk.
Proses pembuatan pupuk dari hasil limbah rumah tangga ini terbilang mudah. Sehingga usaha-usaha seperti ini perlu untuk terus dikembangkan untuk meningkatkan ketrampilan masyarakat desa. Usaha-usaha yang beroritentasi pada peningkatan mutu masyarakat desa harus terus menjadi perhatian utama. Harapan besar agar masarakat desa khususnya serta desa pada umumnya dapat terus meningkatkan standar kehidupannya melalui berbagai sektor. Karena pada dasarnya segala sektor yang dimiliki oleh desa memiliki banyak sekali potensi untuk dikembangkan.
Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, pelatihan pengolahan sampah terutama limbah kotoran ayam ini dilakukan oleh kelompok Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang. Tujuan utama dari kegiatan ini terutama untuk memberikan ketrampilan bagi masyarakat yang nantinya dapat dijadikan sebagai suatu Usaha Desa untuk mengembangkan potensi desa. Usaha desa berupa produk hasil olahan dari lombah ternak menjadi pupuk kompos. Produk hasil olahan tersebut dapat dimanfaatkan sendiri maupun dapat digunakna untuk meningkatkan ekonomi warga melalui Badan Usaha Milik Desa.
Selain memberikan keterampilan, pelatihan pengolahan sampah juga bertujuan untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat desa terhadap manfaat sampah. Melalui kegiatan ini kelompok Mahasiswa KKN berharap agar sampah-smapah yang selama ini dianggap tidak berguna oleh masyarakat dapat dimanfatkan sebagai sebuah potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
Pemberian bekal kepada masyarakat desa berupa ketrampilan seperti ini merupakan bentuk upaya untuk menciptakan desa mandiri. Dimulai dari masyarakat-masyarakat desa yang mampu menghasilkan produk-produk unggulan desa yang nantinya bermanfaat pada perkembangan desa. Kelompok mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang meyaikini bahwa pelatihan pengolahan sampah organik ini sebagai langkah awal pemberdayaan masyarakat desa. Harapan besar agar masyarakat desa mampu menghasilkan produk sendiri dari hasil olahan sendiri. Sehingga nantinya produk-produk hasil olahan sendiri ini dapat meningkatkan produktivitas masyarakat desa (Sur/yan)