Surabaya
Komisi III DPR RI Pastikan Penyerang KH Hakam Mubarok adalah Orang Gila
Memontum Surabaya — Pada hari ini tepatnya senin siang (19/2/2018) Jajaran Perwakilan Komisi III DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Polda Jawa Timur Surabaya. Kunjungan kerja tersebut salah satunya adalah terkait kasus penganiayaan terhadap KH Hakam Mubarok, yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Dalam kunjungannya, jajaran komisi III DPR RI juga berkesempatan menemui secara langsung pelaku penyerangan, yang telah berada di RS Bhayangkara Surabaya. Dari hasil kunjungan, anggota Komisi III Adies Kadir memastikan, yang bersangkutan memang merupakan orang gila.
Adies Kadir mengatakan,’ Orang Ini memang betul-betul orang gila. Kalau kita melihatnya langsung, dan hasil observasi dokter tadi memang orang ini sudah dua atau tiga tahun mengalami gangguan psikis berat. Jadi sudah bisa dikatakan bahwa orang gila,’ kata Adies Kadir seusai melakukan kunjungan.
Adies Kadir menambahkan, ‘Setelah menggali informasi dari para dokter dan ahli jiwa yang memeriksa pelaku. Namun untuk memastikan kondisi jiwa yang bersangkutan, hasil pemeriksaan para dokter nantinya akan dibandingkan dengan hasil pemeriksaan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.Tadi ada pak dokter, juga ahli jiwa, psikiater, kemudian dari Lamongan juga dokter jiwanya sudah ada dan ini akan di-compare lagi ke RSJ Menur apakan benar ini orang gila,’ tambah Adies Kadir kepada awak media.
Kronologi kejadian bermula dari keberadaan pelaku di masjid Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Melihat si pelaku yang merupakan orang gila, dan berpakaian kotor, sang kiai yang hendak melaksanakan sholat berjamaah, berusaha meminggirkan si pelaku dari masjid. Karena si pelaku yang tak kunjung mau menggubris, kiai Hakam Mubarok pun mencoba menarik sarung si pelaku. Tidak terima dengan perlakuan sang kiai, si pelaku pun marah. Si pelaku juga mencoba mengejar sang kiai. Merasa ketakutan dikejar pelaku, kiai pun kesandung dan jatuh.
Terkait tentang info bahwasanya si orang gila membawa sajam, inilah yang ditegaskan Adies, ‘Orang gila ini tidak membawa alat atau senjata tajam, hanya tangan kosong. Jadi kiai jatuh sendiri dikira ingin menganiaya atau ingin membunuh pak kiai. Ini kan sangat tidak benar info-info seperti itu,’ pungkas adies .
Adies berharap, kasus penyerangan yang menimpa Kiai Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Muhammmadiyah, Karangasem, Paciran, Kabupaten Lamongan, pada Minggu (18/2/2018) sore adalah kali terakhir. Dan tidak ada lagi kasus serupa yang menimpa masyarakat umum, khususnya pada ulama. (rhm/yan)